Evolusi Memengaruhi Ritme Sirkandian
Meskipun evolusi membuat mereka memiliki beberapa fitur penting untuk bertahan hidup di daerah dingin, evolusi membuat C. aceratus kehilangan ritme sirkandian.
Ritme sirkandian adalah proses biologis berulang yang terjadi pada makhluk hidup setiap sekitar 24 jam.
Ritme ini didorong oleh jam sirkandian yang sudah banyak diamati pada tanaman, hewan, jamur, hingga bakteri.
Nah, fitur ritme sirkandian ikan C. aceratus menghilang ketika terbiasa hidup di lingkungan yang sepanjang tahun selalu terkena sinar matahari atau selalu mengalami kondisi gelap.
Baca Juga : Ini Dia Sea Squirt, Hewan Laut Berukuran Kecil yang Bisa Menyaring Plastik di Laut
Penelitian Ikan Es Sirip Hitam
Kempuan ikan C. aceratus untuk bertahan hidup di air yang sangat dingin kemudian menarik perhatian para peneliti yang kemudian memetakan lebih dari 30.000 gen ikan ini.
Tujuan dari pemetaan ini adalah untuk memahami bagaimana ikan C. aceratus berevolusi hingga isa beradaptasi dengan suhu ekstrem Antartika.
Tidak hanya untuk mengetahui mengenai struktur tubu ikan es, penelitian ini ternyata juga bisa membantu peneliti mendapat pengetahuan lebih tentang tubuh manusia, lo.
Dengan mengetahui sifat-sifat ini muncul dari evolusi dalam es, maka bisa membantu peneliti mengetahui sifat serupa.
Misalnya penurunan kemampuan untuk membuat sel darah merah, masalah sistem peredaran darah, dan timbulnya penuaan pada manusia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR