Bobo.id - Hai teman-teman, pasti sudah tidak sabar menunggu cerpen anak hari ini, ya?
Cerpen anak hari ini berjudul Tong Gendut.
Yuk, langsung saja kita baca cerpen anak hari ini!
-------------------------------------
Baca Juga : Cerpen Anak: Terjebak di Pasar Kuno
Anak laki-laki berkepala agak gundul itu bernama Otong. Karena badannya gendut, teman-temannya kadang menjulukinya Tong Gendut. Otong memang doyan makan, makanya tubuhnya gendut. Tapi, Otong tak pernah marah jika dipanggil Tong Gendut oleh teman-temannya.
"Ah, mereka kan hanya bercanda. Lagipula, aku malah jadi terkenal dengan julukan itu," begitu pikir Otong.
Baca Juga : Sikat Gigi Harus Diganti Baru, Kapankah Sebaiknya Kita Menggantinya?
Sampai pada suatu hari, Otong akhirnya ngambek juga. Itu gara-gara teman-temannya kelewatan meledeknya. Ceritanya, Irin mau mentraktir teman-teman sekelas makan di kantin sepulang sekolah.
Anak-anak tentu saja gembira. Termasuk Otong.Tetapi, saat istirahat kedua...'Tong, kamu juga mau ikut ditraktir Irin?" Tanya Teddy.
Baca Juga : Bolehkah Anak-Anak Seperti Kita Menjadi Vegetarian? Cari Tahu, yuk!
'Tentu saja! Kapan lagi kita bisa makan gratis?" jawab Otong semangat.
"Wah, gawat nih kalau Otong ikut," kata Teddy pada teman-temannya. "Kamu harus hati-hati, Rin."
"Memangnya kenapa?" tanya Irin penasaran. "Otong kan makannya banyak. Nanti yang lain bisa nggak kebagian tuh!" "lya, ya. Namanya aja Tong. Pasti muatannya banyak!" celetuk Makmun disambut tawa teman-teman.
Baca Juga : Warna Ungu Sering Dipakai Sebagai Simbol Kerajaan, Kenapa, ya?
"Rin, kamu harus bawa duit banyak kalau ajak Otong. Porsi makannya sama dengan sepuluh orang,"
Teddy membuat suasana semakin seru. Awalnya Otong masih ikut tertawa mendengar canda teman-temannya. Tapi lama-lama kupingnya panas juga.
Tiba-tiba ia nyeletuk, "O, iya! Aku lupa!Maaf, Rin, nanti siang aku nggak bisa ikut. Aku diajak Kakak ke pameran buku."
Baca Juga : Keren, Awan di Planet Jupiter Terlihat Seperti Sebuah Lukisan, lo!
Teman-temannya langsung terdiam. "Lo, kok tiba-tiba nggak bisa? Kamu marah ya, Tong?" tanya Irin.
"Ah, nggak, kok! Aku benar-benar nggak bisa," jawab Otong cepat.
Siangnya, saat pulang sekolah, Otong segera mengemasi bukunya dan meninggalkan teman-temannya yang berlarian gembira menuju ke kantin. Sampai di rumah, Otong kesal sekali.
Baca Juga : Kisah Pasar di Jakarta yang Diberi Nama Sesuai Hari Tertentu #AkuBacaAkuTahu (Bagian 2)
Alasan pergi ke pameran buku sebenarnya hanya karangannya, Otong tidak tahan mendengar ejekan teman-temannya. Gurauan tadi sudah benar-benar keterlaluan! Rasanya Otong ingin menangis, tapi ia malu.
Tiba tiba, terlintas suatu rencana di benaknya. Otong tiba-tiba merasa bersemangat lagi.
Baca Juga : Sering Lihat Dokter Mengenakan Pakaian Hijau Saat Operasi? Ini Alasannya
Sejak peristiwa itu, Otong selalu menghindari ajakan teman-temannya untuk ditraktir makan di kantin. Teman-temannya mulai curiga.
"Tong, kamu masih marah, ya? Maaf ya, waktu ulang tahun Irin itu, kami kan hanya bercanda. Maaf kalau kami membuatmu tersinggung," bujuk Tama.
"Ah, aku nggak apa-apa! Kebetuian aku selalu ada acara, jadi tidak bisa ikut makan-makan," Otong berusaha tersenyum.
Baca Juga : Lihat Suasana di Bawah Air dari Foto Para Pemenang Lomba Ini, yuk!
Hari berikutnya waktu pelajaran Olah Raga, Pak Harli mengajak anak-anak lari keliling lapangan sepak bola lima kali.
Anak-anak langsung mengeluh "Dua kali saja, Pak. Daripada kami nanti pingsan," tawar Wiwin.
Baca Juga : Cerita Misteri: Si Bungkuk (Bag. 3) Kunci yang Hilang
"Tidak. Pokoknya lari keliling lima kali. Kalau sudah benar-benar tidak kuat, kalian boleh berhenti. Tapi untuk anak yang menyelesaikan lima putaran, dan berada di urutan terdepan, akan Bapak berikan bonus."
"Bonusnya apa, Pak?" tanya Tama penasaran.
"Wah, rahasia dong! Yang jelas, kalian pasti suka!" jawab Pak Harli sambil memamerkan senyum misteriusnya.
Baca Juga : Sengatan Lebah Terasa Sakit, Bagaimana Merawat Kulit yang Disengat?
Anak-anak pun berlari mengikuti Pak Harli berkeliling lapangan sepak bola. Sampai putaran kedua, mereka masih kuat bertahan. Namun, mulai putaran ketiga, mereka mulai menyerah satu persatu. Pada putaran kelima, tinggal lima anak yang masih bertahan, termasuk Otong.
"Wah, Otong hebat, ya! Badannya gendut, tapi kok kuat lari sejauh itu?" komentar Tantri sambil
bersandar kelelahan di tepi lapangan. Tiba-tiba terdengar teriakan Tama, "Hai, hebat! Otong nomor satu!"
Baca Juga : Tak Perlu Lampiaskan ke Orang Lain, Atasi Marah dengan Cara Ini
"Hah? Si Otong Gendut paling depan? Kok bisa?" Wiwin membelalakkan mata. Tadi ia terkantuk-kantuk, jadi tidak memperhatikan Otong yang telah memimpin lari.
Saat Otong mendekati mereka, mereka pun berebut bertanya.
"Tong, kamu kok bisa bertahan lima putaran?"
Baca Juga : Rahasia Astronaut Buang Air Besar di Ruang Angkasa Tanpa Gravitasi
"Jangan salah ya! Aku kan tiap pagi lari keliling kompleks. Jadi tadi nggak ada masalah," ujar Otong sambil mengatur napas nya.
Ooo, rupanya itulah rencana Otong untuk menguruskan badannya.
"Anak-anak, seperti janji Bapak tadi, Otong layak dapat hadiah. Yaitu makan sepuasnya di kantin sekolah."
Baca Juga : Wah, Gunung Es Sebesar 2,5 Kali Kota Jakarta Akan Segera Pecah!
"Asyiiik!" seru Otong. "Lo, Tong, tumben kamu nggak nolak? Sudah nggak marah lagi nih?" goda Tama.
"Marah? Ah, itu kan dulu! Sekarang, ayo serbuuu!" seru Otong sambil lari ke kantin.
Ah, Otong! Rupanya ia sudah lupa sama dietnya.
Baca Juga : Selain Kekurangan Air, Tubuh Juga Bisa Kelebihan Air, Cari Tahu, yuk!
Cerita oleh: Veronica Widyastuti. Ilustrasi: Dok. Majalah Bobo
Tonton video ini, yuk!
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR