Bobo.id - Sama seperti manusia, sebagian besar unsur Bumi juga terdiri air, lo, teman-teman.
Sekitar 71 persen permukaan Bumi adalah lautan, yang sudah membentuk lebih dari 99 persen habitat di Bumi.
Sayangnya, saat ini banyak lautan yang sedang berada dalam masalah serius, teman-teman, yaitu luas lautan sudah berubah karena aktivitas manusia.
Dari 71 persen lautan yang ada di Bumi, saat ini hanya tersisa 13 persen saja lautan yang dibiarkan alami.
Lautan alami yang dimaksud adalah laut yang belum berubah karena adanya aktivitas manusia seperti penangkapan ikan atau pariwisata.
Baca Juga : Bayar Plastik Mulai 1 Maret, Bisakah Kita Hidup Tanpa Kantong Plastik?
Dalam sebuah laporan pada tahun 2018, lautan saat ini banyak digunakan untuk aktvitas penangkapan ikan, teman-teman.
Bahkan saat ini luas area yang digunakan untuk penangkapan ikan lebih besar dibandingkan dengan luas lahan yang digunakan untuk kegiatan pertanian di seluruh dunia, lo.
Nah, ternyata tidak hanya aktivitas penangkapan ikan saja ancaman yang dihadapi oleh lautan yang ada di Bumi kita.
Ada berbagai ancaman yang dihadapi oleh lautan, mulai dari pemanasan global bahkan hingga pemutihan karang.
1. Pemanasan Global
Pemanasan global atau perubahan iklim sudah menjadi salah satu isu lingkungan yang banyak dibicarakan karena memengaruhi banyak hal di Bumi.
Salah satu hal yang terpengaruh oleh pemanasan global adalah lautan, nih, teman-teman.
Pemanasan global menyebabkan produksi karbondioksida yang diproduksi oleh kegiatan manusia meningkat. Sekitar 80 persennya diserap lautan yang membuat suhu laut meningkat.
Baca Juga : Di Tempat Ini, Pohon-Pohon Tumbuh Miring, Apa Sebabnya?
Padahal, naiknya suhu laut yang menyebabkan air laut menjadi lebih hangat bisa berpengaruh pada semua hal di dalam laut, lo.
Pemutihan karang, pola migrasi ikan, hingga arus samudera bisa berubah karena adanya pemanasan global yang membuat suhu lautan naik.
2. Polusi Plastik
Teman-teman tentu sudah banyak mendengar berita mengenai hewan-hewan penghuni laut yang terperangkap dalam sampah plastik atau keliru memakan plastik yang dianggap sebagai mangsanya.
Organisasi Greenpeace memperkirakan saat ini ada 12,7 juta ton plastik berada di lautan setiap tahunnya, lo.
Sampah plastik yang ada di lautan ini terdiri dari berbagai jenis, seperti kantung platik, sedotan, atau plastik kemasan makanan dan minuman.
Plastik yang masuk ke dalam tubuh hewan laut tentu sangat bahaya, teman-teman.
Plastik bisa menutup saluran udara atau menyumbat perut ikan yang membuat mereka tidak bisa mengonsumsi makanan sungguhan.
O iya, hewan laut yang tercemar oleh sampah plastik tidak hanya hewan laut yang ada di dekat pantai yang banyak penduduk atau pengunjung saja, lo.
Baca Juga : Tidak Hanya Warna Hijau, Inilah Pigmen-Pigmen Warna pada Tumbuhan
Saat ini bahkan mikroplastik atau plastik berukuran kecil sudah ditemukan di Palung Mariana yang mempunyai kedalaman 11 kilometer. Ini membuat semua penghuninya mengonsumsi plastik.
Untuk mengurangi polusi sampah di lautan, kita bisa melakukan beberapa hal, lo, teman-teman. Contohnya membawa tempat makan atau minum sendiri dari rumah dan mengurangi pemakaian kantung plastik saat berbelanja.
3. Penangkapan Ikan Secara Berlebihan
Makan ikan memang dibutuhkan oleh anak-anak, lo, karena ikan memiliki berbagai nutrisi yang penting untuk tubuh.
Tapi saat ini ternyata lebih dari 30 persen ikan di dunia sudah ditangkap secara besar-besaran.
Contohnya ikan tuna sirip biru Atlantik menjadi spesies yang terancam punah karena diburu secara berlebihan.
Tidak hanya itu, penangkapan ikan secara ilegal juga menjadi permasalahan bagi laut dunia, misalnya penangkapan hiu yang hanya diambil siripnya saja.
Meskipun penangkapan ikan mengancam lautan, bukan berarti kita tidak boleh mengonsumsi ikan lagi, teman-teman.
Agar populasi ikan di lautan tidak menjadi terancam punah, para nelayan bisa melakukan budidaya ikan atau menangkap ikan yang sudah dewasa.
Jika ada ikan yang masih kecil tidak sengaja tertangkap, harus dilepaskan kembali agar bisa berkembang biak.
Baca Juga : Wah, Gunung Es Sebesar 2,5 Kali Kota Jakarta Akan Segera Pecah!
4. Pariwisata
Siapa yang suka bermain ke pantai saat libur sekolah tiba? Di pantai, kita bisa puas bermain air atau bermain pasir, teman-teman.
Bermain di pantai memang menyenangkan, tapi ternyata pertumbuhan wisata ke pantai yang tidak teratur ikut merusak laut, lo.
Agar wisatawan bisa mencapai pantai, maka harus dibangun jalan dan berbagai penunjang lainnya.
Nah, hal ini bisa merusak habitat alami dan banyaknya pengunjung yang datang ke pantai menyebabkan banyaknya sampah dan polusi.
Bahkan terumbu karang yang ada di sepanjang Hong Kong sampai Honolulu, Hawaii saat ini hancur karena pariwisata.
Terbit Hari Ini, Mengenal Dongeng Seru dari Nusantara di Majalah Bobo Edisi 35, yuk!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR