Hujan yang lebih deras dan suhu musim dingin yang dingin mengunci kadar air di tanah.
Biasanya super bloom terjadi sekitar 10 tahun sekali, teman-teman.
Biji dari bunga liar di gurun kering memiliki lapisan luar yang tebal. Sehingga biji bunga ini bisa bertahan dalam fase "tidur" selama puluhan tahun.
Nah, super bloom terjadi lagi setelah terakhir kali terjadi di tahun 2017 sekitar bulan Maret sampai April. Sementara super bloom sebelumnya terjadi di tahun 2005.
Setelah dua tahun, tahun 2019 ini ada kejutan super bloom lagi, lo!
Baca Juga : Bunga yang Wangi Semerbak Ini Dapat Mengakibatkan Cegukan, Pernah Menemukannya?
Super Bloom 2019
Source | : | National Geographic,National Geographic Indonesia,Smithsonian.com |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR