Bobo.id – Teman-teman, coba perhatikan jari-jari tanganmu. Apakah ukurannya sama panjang? Yap, tidak ada manusia yang memiliki jari yang sama panjang.
Hmm.. kenapa bisa begitu, ya?
Rupanya, para peneliti juga penasaran dengan jawabannya. Dari dugaan para peneliti, ternyata ditemukan tiga teori atau kemungkinan penyebabnya.
Yuk, cari tahu!
Baca Juga : Dongeng Anak: Mombi Bermain Sepak Bola Jari
Dulu Jemari Kita Sama Panjang
Dulu bentuk telapak tangan dan jemari nenek moyang kita mirip dengan simpanse modern.
Telapak tangan dan jemarinya sama panjang.
Baca Juga : Mengapa Buku-Buku Jari Kita Bisa Berbunyi 'Krek'? #AkuBacaAkuTahu
Hanya saja, waktu itu ibu jari tangan berukuran kecil dan lemah, yang biasa digunakan untuk memegang dahan dengan sangat kuat. Tapi saat mencubit atau meremas sesuatu, menjadi sangat lemah.
Telapak Tangan dan Jari Mengalami Evolusi
Kini tangan kita sudah mengalami perubahan, bentuk telapak tangan serta jemari kita sudah jauh lebih pendek.
Ibu jari, telunjuk, dan jari tengah memiliki dasar yang lebih kuat untuk menghadapi tekanan yang lebih besar.
Bahkan, ibu jari memiliki tiga otot pendukung yang tidak dimiliki simpanse. Selain itu, kini telapak tangan juga memiliki bantalan lemak.
Guna bantalan lemak itu adalah untuk melindungi tangan serta membantu kita saat menggenggam sesuatu.
Berubah Karena Banyak Membuat Peralatan dan Melempar
Para peneliti memiliki beberapa teori untuk menjelaskan perubahan ini. Pertama, Telapak tangan dan jemari kita berubah karena dulunya banyak membuat peralatan.
Untuk membuat peralatan yang baik, maka diperlukan pula genggaman yang lebih baik. Apalagi untuk membuatnya, kita menggunakan tangan.
Teori kedua adalah karena adanya kebutuhan untuk melempar serta memukul sesuatu.
Baca Juga : Ada Berbagai Jenis Daun, Salah Satunya Daun Menjari, Seperti Apa Cirinya?
Telapak Tangan sebagai Alat Pertahanan Manusia
Teori ketiga, perubahan terjadi akibat adanya pertahanan manusia menggunakan tangan.
Tangan adalah satu-satunya senjata yang amat kuat, yang dimiliki manusia. Apalagi saat membentuk kepalan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan tinju sama besarnya dengan tamparan.
Namun, kerusakan jaringan dan tulang yang terjadi pada lawan lebih berbahaya jika dilakukan dengan tinjuan.
Saat tangan kita membentuk kepalan, tidak ada sisa ruang di dalam kepalan tersebut.
Baca Juga : Laba-laba Tidak Terjebak Dalam Jaringnya Sendiri, Kok Bisa, ya?
Ini disebabkan karena panjang pendeknya tulang yang membentuk jemari.
Termasuk juga ibu jari yang terpendek, tapi memiliki letak yang pas saat kita melakukan kepalan.
(Yomi Hanna)
Lihat juga video ini, yuk!
Source | : | nationalgeographic |
Penulis | : | Iveta Rahmalia |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR