Ini karena di desa tersebut ada kondisi genetik yang umum di antara warganya.
Kondisi genetik ini sudah diturunkan selama beberapa generasi, teman-teman.
Kondisi ini disebabkan oleh gen resesif yang menyebabkan seseorang memiliki tingkat ketulian lebih tinggi.
Menurut peneliti, gen tersebut membuat setidaknya 1 dari 50 kelahiran bayi di Bengkala mengalami kondisi tuna rungu.
Kata Kolok, Bahasa Isyarat Warga Bengkala
Di Bali, tuli atau tuna rungu disebut 'kolok'. Karenanya, bahasa isyarat masyarakat Bengkala disebut kata kolok.
Uniknya, bahasa isyarat kata kolok berbeda dengan bahasa isyarat yang umum digunakan di tempat lain.
Yap, masyarakat di Bengkala lah yang membuat bahasa isyarat ini untuk berkomunikasi.
Baca Juga : Kreatif, Ini yang Dilakukan Penduduk Bangladesh Saat Cuaca Panas
Source | : | National Geographic Indonesia,Kompas,Great Big Story |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR