Bobo.id - Siapa yang suka menonton film di bioskop bersama dengan keluarga?
Ada banyak genre atau aliran film, lo, teman-teman. Mulai dari action, petualangan, komedi, fiksi ilmiah, musikal, dan aliran film lainnya.
Setiap film dengan aliran yang berbeda ini tidak hanya ceritanya saja yang berbeda, tapi juga gambar yang dihasilkan dan cara mengambilan gambar yang dilakukan.
Kalau bicara tentang gambar yang ditampilkan oleh film, pasti tidak bisa lepas dari kamera, yaitu alat yang digunakan untuk mengambil gambar atau adegan dalam film.
Baca Juga : Hans Christian Andersen Award, Penghargaan Apakah itu? #akubacaakutahu
Coba teman-teman bandingkan film anak-anak atau superhero yang ditayangkan pada tahun 1990-an dengan film anak-anak yang baru saja tayang di bioskop.
Pasti teman-teman akan melihat kalau kualitas gambar yang terlihat dari adegan-adegan pada film berbeda jauh, nih.
Kualitas gambar yang berbeda ini diesbabkan oleh kulaitas kamera yang digunakan juga berbeda, teman-teman.
Baca Juga : Bagaimana Sejarah Penetapan Tanggal 1 Januari Menjadi Tahun Baru? #akubacaakutahu
Sebelumnya, Bobo sudah menuliskan mengenai sejarah film dunia yang bermula dari sebuah video dengan durasi 46 detik saja.
Nah, kali ini kita akan mencari tahu bagaimana perkembangan kamera memengaruhi perkembangan sejarah film dunia.
Kamera Bergerak Pertama
Pada awal pembuatan film, kamera akan diletakkan pada sebuah tripod atau penyangga kamera dengan tiga kaki.
Saat itu, film yang dihasilkan belum bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya, yang artinya kamera hanya diletakkan di satu tempat dan merekam adegan yang dilakukan oleh aktor.
Setelah film semakin populer dan banyak diproduksi, kamera mulai banyak mengalami perbaikan, nih, teman-teman.
Kamera yang sudah mengalami perbaikan kemudian mulai dicoba oleh Lumiere Bersaudara untuk digunakan sambil bergerak.
Baca Juga : Jalur Sutra, Jalur Penghubung Perdagangan Antar Bangsa Berbagai Negara
Akhirnya, gerakan kamera pertama dilakukan oleh Lumiere Bersaudara dengan memasang kamera di kendaraan yang bergerak, yaitu sebuah kereta api pada tahun 1896.
Teknik Pengambilan Gambar Panning
Cara Lumiere Bersaudara yang mengambil gambar dengan cara bergerak dari satu tempat kemudian memunculkan cara pengambilan gambar lainnya yang dikenal dengan gambar panning.
Gambar panning adalah teknik mengambil gambar dengan cara memutar kamera secara horizontal dari posisi tetap. Gerakannya sama seperti saat kita memutar kepala, teman-teman.
Kamera yang digunakan untuk pengambilan gambar panning ditemukan oleh Robert W Paul di tahun 1897 dengan cara memasang kamera pada sebuah sumbu atau tongkat vertikal.
Tongkat tersebut memiliki roda gigi yang bisa membuat tongkat berputar dengan cara digerakkan menggunakan sebuah tuas.
Robert W Paul kemudian menjual kamera buatannya secara umum pada tahun berikutnya dan teknik pengambilan gambar panning yang disebeut juga panorama ini semakin populer.
Baca Juga : Sejarah Bacaan Anak, Ternyata dari Tradisi Bercerita! #akubacaakutahu
Studio Film Pertama
Pada tahun 1897, studio film pertama dibuat oleh Georges Melies dengan atap dan dinding kaca, nih, teman-teman.
Dinding dan atap yang terbuat dari kaca tersebut kemudian dipasangi kain katun tipis yang berfungsi sebagai pencahayaan alami saat syuting film berlangsung.
Dari studio filmnya, Melies telah memproduksi lebih dari 500 film pendek, lo. Semuanya dibuat dalam satu pengambilan gambar.
Ini artinya film tersebut dibuat dengan cara terus menerus mengambil gambar adegan yang sedang berlangsung tanpa adanya jeda atau proses editing.
Apa yang diambil saat proses syuting berlangsung, maka itulah yang disajikan kepada penonton, teman-teman.
Tapi mulai tahun 1989, film yang dibuat dengan lebih dari satu kali pengambilan gambar mulai banyak diproduksi.
Caranya adalah dengan merekam berbagai adegan secara terpisah lalu menggabungkan berbagai adegan yang sudah direkam dengan cara menayangkannya satu persatu saat film ditayangkan di bioskop.
Film yang Ditayangkan Mulai Diedit
Tahun 1900, film dengan pengambilan gambar lebih dari satu kali semakin banyak diproduksi oleh pembuat film, salah satunya dipopulerkan oleh George Albert Smith dan James Williamson.
Baca Juga : Twitter Kerajaan Inggris Mengunggah Pertanyaan Ujian Sekolah, Ada Apa?
GA Smith mengembangkan banyak teknik pengambilan gambar pada film yang dibuatnya, seperti teknik close up, yaitu teknik pengambilan gambar yang menampilkan objek dari dekat.
Selain mengembangkan beberapa teknik pengambilan gambar, GA Smith juga mengembangkan proses editing pada film, lo.
Proses editing dilakukan dengan cara menyatukan berbagai potongan gambar yang sudah diambil dan memasukkannya di antara potongan-potongan gamabr lainnya.
Setelah tahun 1902, teknik dasar editing ini digunakan pada hampir semua film untuk membantu membangun jalan cerita dari sebuah film.
Film Berwarna dan Bersuara Pertama
Ketika pertama kali ditayangkan kepada penonton, film masih berwarna hitam putih dan belum bersuara atau disebut dengan film bisu.
Agar penonton bisa mengerti dialog dari film atau mendengarkan musik yang membuat film lebih hidup, saat pemutaran film biasanya ada kelompok orkestra yang memainkan musik atau narator yang membacakan dialog dalam film.
Nah, film berwarna pertama mulai direkam pada tahun 1902 berkat penemuan dari seorang pekerja di bengkel fotografi warna di London, yaitu Edward Raymond Turner.
Baca Juga : Kisah Unik di Balik 50 Bintang di Bendera Amerika, Pernah Tahu?
Ada beberapa percobaan yang dilakukan, yaitu dengan mengambil gambar seekor ikan emas dan anak-anak yang bermain bunga.
Untuk bisa menciptakan gambar yang berwarna, Turner menggunakan kamera yang dilengkapi dengan tiga filter warna dalam satu gulungan, yaitu merah, hijau, dan biru.
Film panjang berwarna pertama diproduksi berpuluh-puluh tahun berikutnya, tepatnya pada tahun 1939 dan mendapatkan banyak penghargaan, lo.
Sedangkan film suara pertama ditayangkan pada tahun 1927, yaitu sebuah film musikal berjudul The Jazz Singer.
Film musikal ini menjadi film panjang pertama yang memiliki dialog yang sinkron atau sejalan dengan gambar yang ditampilkan.
Sebelum The Jazz Singer, sebenarnya sudah ada film bersuara lainnya yang diproduksi, teman-teman, yaitu film pendek berjudul Dream Street yang berisi adegan seseorang bernyanyi dan suara kerumunan orang-orang.
Tapi film The Jazz Singer menjadi penanda dimulainya film suara dan surutnya film bisu, nih, teman-teman.
Setelah adanya film berwarna dan film bersuara, industri dan teknik pembuatan film semakin berkembang sampai sekarang.
Saat ini, kita bisa menyaksikan film dengan berbagai efek hingga teknologi yang sangat canggih, lo.
Baca Juga : 4 Makanan yang Sudah Ada Sejak Ribuan Tahun Lalu, Ada Kesukaanmu?
Hati-Hati Kandungan Gula di Minuman Manis, Bagaimana Memilih Minuman yang Tepat?
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR