Bobo.id - Setiap tahun, bahkan setiap bulan, ada berbagai peristiwa langit yang bisa kita saksikan, teman-teman.
Contohnya adalah fenomena atau peristiwa langit supermoon yang terjadi pada bulan Maret yang lalu.
Supermoon merupakan fase purnama yang terjadi saat Bulan berada di titik perigee, yaitu titik terdekat bulan dengan Bumi.
Peristiwa ini biasanya terjadi beberapa kali dalam setahun, yaitu setiap bulan purnama terjadi.
Baca Juga : Wah, Ada 50 Miliar Planet Tanpa Bintang Induk di Galaksi Bimasakti!
Selain supermoon, peristiwa langit lainnya yang banyak terjadi dan bisa sering kita saksikan adalah hujan meteor, teman-teman.
Beberapa hujan meteor bahkan menjadi peristiwa langit yang terkenal, lo, teman-teman. Seperti hujan meteor Quadrantid, Geminid, hingga hujan meteor Leonids yang merupakan hujan meteor pertama yang diketahui manusia.
Bahkan, di bulan April ini ada banyak hujan meteor yang terjadi dan bisa kita saksikan, nih, teman-teman.
Wah, kenapa hujan meteor atau meteor shower sering terjadi, ya? Apakah seringnya hujan meteor yang terjadi bisa berbahaya bagi penduduk Bumi?
Apa Itu Meteor?
Sebelum kita mengetahui kenapa hujan meteor bisa terjadi di Bumi, kita cari tahu dulu, yuk, apa itu meteor.
Meteor adalah benda langit yang ukurannya kecil tapi jumlahnya banyak dan mengelilingi Matahari dengan lintasan yang tidak tetap.
Apakah teman-teman pernah mendengar benda langit lainnya, yaitu asteroid dan komet?
Nah, meteor yang sering menghiasi langit menjadi hujan meteor adalah potongan debu meteorid yang juga terbentuk dari pecahan komet atau asteroid.
Baca Juga : Satelit Planet Neptunus Ini Pernah Menjadi Bagian dari Satelit Lain
Benda Langit Mempunyai Pergerakannya Masing-Masing
Di ruang angkasa, terdapat berbagai benda antariksa, mulai dari matahari, bulan, planet, sampai benda-benda buatan manusia seperti satelit dan teleskop.
Selain benda-benda tadi, ada juga berbagai batuan yang merupakan pecahan atau debu yang berasal dari planet-planet.
Sama seperti benda antariksa lainnya, benda-benda ini juga bergerak, misalnya mengelilingi matahari dalam lintasannya masing-masing.
Planet yang kita tinggali, yaitu Bumi adalah salah satu planet yang mengelilingi atau mengorbit Matahari dalam lintasannya yang berbentuk elips.
Nah, sama seperti Bumi, komet yang merupakan asal dari meteor ternyata juga bergerak mengelilingi Matahari, tapi bedanya orbit matahari bentuknya agak miring.
Debu Ruang Angkasa yang Masuk ke Atmosfer Bumi
Peristiwa hujan meteor yang bisa terlihat di Bumi sebenarnya merupakan fenomena batu ruang angkasa yang masuk ke dalam atmosfer Bumi, lo, teman-teman.
Hujan meteor terjadi saat debu dari komet di ruang angkasa ini masuk ke atmosfer Bumi ketika berpapasan dengan Bumi saat mengorbit mengelilingi Matahari.
Komet mengorbit pada matahari. Saat komet melakukan perjalanannya mengelilingi matahari, debu akan menyebar sepanjang orbitnya dan meninggalkan jejak debu di belakangnya.
Nah, ketika Bumi melewati debu komet saat dalam perjalanannya mengelilingi Matahari, maka debu tadi akan masuk ke dalam atmosfer Bumi ketika berpapasan.
Banyaknya debu yang ditinggalkan komet inilah yang kita lihat sebagai hujan meteor di langit Bumi, teman-teman.
Baca Juga : Sempat Dianggap Planet Besar seperti Bumi, Ini 5 Mitos dan Fakta Pluto
Saat memasuki atmosfer Bumi, debu ruang angkasa ini memiliki kecepatan yang sangat tinggi, lo, yaitu lebih dari 250.000 kilometer perjam!
Debu yang masuk ke atmosfer Bumi dalam kecepatan tinggi inilah yang menyebabkan hujan meteor terlihat bercahaya hingga bisa kita saksikan saat malam hari.
Gesekan yang terjadi dengan molekul udara dalam kecepatan tinggi akan memanaskan mereka hingga terlihat menyala karena terbakar.
Hujan meteor yang sering kita sebut sebagai bintang jatuh ini kadang hanya terlihat sedikit, bahkan hanya satu, hingga terjadi dalam jumlah banyak
Saat hujan meteor terlihat dalam jumlah banyak, ini berarti banyak debu yang terbakar di atmosfer Bumi secara bersamaan dan menjadi puncak dari hujan meteor.
Hujan Meteor Kebanyakan Tidak Berbahaya
Wah, kalau hujan meteor adalah debu ruang angkasa dari komet, lalu apakah meteor adalah sesuatu yang berbahaya bagi Bumi?
Tenang saja, teman-teman, hujan meteor yang terjadi di Bumi kebanyakan tidak berbahaya bagi kita, penghuni Bumi maupun bagi planet Bumi, kok.
Meteor yang memasuki Bumi harus melalui lapisan atmosfer terlebih dulu dan lapisan ini memiliki suhu yang tinggi.
Ketika memasuki atmosfer Bumi, debu dari komet akan terbakar habis pada suhu 1.650 derajat Celcius.
Baca Juga : Supermoon Maret yang Terakhir di 2019, Kapan Supermoon Berikutnya?
Tingginya suhu yang membakar debu komet atau meteor ini membuat meteor sudah terbakar habis saat memasuki Bumi.
Sedangkan meteor yang ukurannya jauh lebih besar biasanya akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk terbakar, sehingga kadang bisa jatuh ke Bumi dalam bentuk batuan.
Tapi jatuhnya meteor dalam bentuk batuan ke permukaan Bumi bisa dikatakan merupakan hal yang sangat jarang terjadi, lo, teman-teman.
Kebanyakan meteor mempunyai ukuran yang sangat kecil, sehingga saat terbakar akan terlihat menyala menjadi hujan meteor yang bsia disaksikan di langit.
O iya, setiap tahun ada beberapa hujan meteor yang terjadi pada bulan-bulan tertentu, lo, misalnya hujan meteor Virginid dan Lyrid yang akan terjadi bulan April ini.
Yap, hujan meteor memang bisa terjadi secara rutin, teman-teman, penyebabnya adalah karena hujan meteor terjadi saat gerak revolusi atau gerakan teratur dari Bumi dan komet tertentu.
Sehingga saat dua benda antariksa ini sedang berada di jalur orbitnya, maka hujan meteor pada waktu-waktu tertentu bisa terjadi.
Nah, bagi teman-teman yang ingin menyaksikan hujan meteor, tidak perlu menggunakan peralatan khusus, lo.
Kita cukup berada di tempat yang tidak banyak terdapat cahaya agar cahaya dari hujan meteor semakin terlihat jelas.
Baca Juga : Peristiwa Langit Menakjubkan yang Jarang Terjadi, Pernah Lihat?
Source | : | NASA,CNN,geology.com |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR