Beberapa mikroorganisme yang ditemukan di ISS, seperti Staphylococcaceae merupakan bakteri yang berasal dari kulit dan saluran hidung.
Sedangkan bakteri bernama Enterobacteriaceae asalnya dari saluran pencernaan manusia.
ISS yang sudah beroperasi sejak tahun 1998 sudah menjadi tempat tinggal bagi 227 astronaut yang bertugas di ruang angkasa.
Nah, hal tersebut membuat mikroba seperti bakteri dan jamur sangat mungkin ditinggalkan oleh para astronaut, lo.
Pertumbuhan bakteri dan jamur di ISS disebutkan oleh NASA bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk ventilasi, tekanan udara, kelembapan, hingga tata letak ISS.
Baca Juga : Memisahkan Planet Dalam dan Planet Luar, Ini Fakta Seru Sabuk Asteroid
Sedangkan banyaknya mikroorganisme serta macam-macam jenisnya dipengaruhi oleh jumlah astronaut dan jenis kegiatan yang dilakukan di ISS.
Dampak Bakteri dan Jamur Masih Diteliti
Meskipun saat ini sudah diketahui beberapa jenis bakteri dan jamur yang menghuni ISS, sampai saat ini NASA masih meneliti apa saja dampak yang ditimbulkan dari mikroorganisme tersebut.
Peneliti mengatakan, hal pertama yang mungkin saja terpengaruh dari bakteri serta jamur di ISS adalah kesehatan para astonaut yang bertugas di sana.
Penyebabnya adalah karena selama di ruang angkasa, kekebalan tubuh astronaut akan berubah, sehingga bakteri dan jamur mungkin saja menyerang dengan lebih mudah.
Lihat juga video berikut ini, yuk!
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | Kompas.com,Gizmodo,New York Post,Independent |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR