Bobo.id - Meskipun kita sudah mencuci tangan maupun mandi dengan bersih, bakteri masih bisa berada di sekitar kita, bahkan menempel di tubuh kita.
Sama seperti bakteri, jamur juga bisa tumbuh di sekitar kita, seperti di tempat yang lembap dan hangat.
Bahkan karena bakteri dan jamur bisa tumbuh di mana saja, sebuah laporan penelitian terbaru menyebutkan ada bakteri dan jamur yang hidup di ruang angkasa, lo.
Namun sayangnya, keberadaan bakteri dan jamur ini bukan menjadi sebuah bukti ada organisme yang bisa hidup di ruang angkasa, teman-teman.
Bakteri dan dan jamur yang ada di ruang angkasa ini dilaporkan oleh NASA hidup di Stasiun Ruang Angkasa Internasional atau ISS.
Baca Juga : Mengapa Belum Ada Astronaut yang Pergi ke Bulan Lagi Setelah 47 Tahun?
Bakteri dan Jamur Ditemukan di Stasiun Ruang Angkasa
Penemuan bakteri dan jamur di ISS ini dilaporkan oleh NASA dalam studi terbarunya untuk meneliti bakteri dan jamur yang hidup di permukaan benda-benda yang ada di sistem ruangan tertutup.
Bakteri serta jamur yang ditemukan oleh NASA dikatakan merupakan organisme yang juga hidup di Bumi dan menimbulkan korosi atau kerusakan di planet kita, lo.
Organisme yang dikatakan bisa menimbulkan kerusakan ini bisa ditemukan di beberapa tempat di Bumi, misalnya di kantor, pusat kebugaran, hingga di rumah sakit, teman-teman.
Untuk melakukan penelitian mengenai bakteri dan jamur yang menghuni ISS, peneliti dari NASA memeriksa delapan lokasi berbeda di ISS yang diuji selama tiga kali penerbangan untuk menentukan mikroorganisme apa saja yang bisa hidup di ruang tertutup.
Baca Juga : Wah, Ada 50 Miliar Planet Tanpa Bintang Induk di Galaksi Bimasakti!
Bakteri dan jamur diteliti dari tisu yang diletakkan pada delapan lokasi, kemudian diberi sanyawa kimia bernama PMA yang berguna untuk mengetahui DNA dari bakteri.
Hasilnya, beberapa mikroorganisme yang terdeteksi dari tisu tersebut diketahui berbahaya untuk astronaut karena kebal terhadap antibiotik.
Bakteri dan Jamur Berasal dari Astronaut yang Bertugas di ISS
Tidak ada makhluk hidup yang bisa bertahan di ruang angkasa, bahkan mikroorganisme sekalipun, lalu dari mana datangnya bakteri dan jamur di ISS, ya?
Ternyata mikroorganisme tersebut diketahui berasal dari astronaut yang tinggal di ISS untuk menjalankan tugasnya, lo, teman-teman.
Beberapa mikroorganisme yang ditemukan di ISS, seperti Staphylococcaceae merupakan bakteri yang berasal dari kulit dan saluran hidung.
Sedangkan bakteri bernama Enterobacteriaceae asalnya dari saluran pencernaan manusia.
ISS yang sudah beroperasi sejak tahun 1998 sudah menjadi tempat tinggal bagi 227 astronaut yang bertugas di ruang angkasa.
Nah, hal tersebut membuat mikroba seperti bakteri dan jamur sangat mungkin ditinggalkan oleh para astronaut, lo.
Pertumbuhan bakteri dan jamur di ISS disebutkan oleh NASA bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk ventilasi, tekanan udara, kelembapan, hingga tata letak ISS.
Baca Juga : Memisahkan Planet Dalam dan Planet Luar, Ini Fakta Seru Sabuk Asteroid
Sedangkan banyaknya mikroorganisme serta macam-macam jenisnya dipengaruhi oleh jumlah astronaut dan jenis kegiatan yang dilakukan di ISS.
Dampak Bakteri dan Jamur Masih Diteliti
Meskipun saat ini sudah diketahui beberapa jenis bakteri dan jamur yang menghuni ISS, sampai saat ini NASA masih meneliti apa saja dampak yang ditimbulkan dari mikroorganisme tersebut.
Peneliti mengatakan, hal pertama yang mungkin saja terpengaruh dari bakteri serta jamur di ISS adalah kesehatan para astonaut yang bertugas di sana.
Penyebabnya adalah karena selama di ruang angkasa, kekebalan tubuh astronaut akan berubah, sehingga bakteri dan jamur mungkin saja menyerang dengan lebih mudah.
Lihat juga video berikut ini, yuk!
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | Kompas.com,Gizmodo,New York Post,Independent |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR