Bobo.id - Hai teman-teman, pasti sudah tidak sabar menunggu dongeng anak hari ini, ya?
Dongeng anak hari ini berjudul Ali Coglia dan Hakim Bocah.
Yuk, langsung saja kita baca dongeng anak hari ini!
-----------------------------
Baca Juga : Dongeng Anak: Anak Beruang yang Tersesat
Ali Coglia adalah pedagang yang tinggal di Baghdad. Pada suatu hari, ia ingin melakukan perjalanan panjang ke beberapa negeri. Maka ia mencari ide agar emasnya tidak dirampok selama ia pergi.
Ia lalu memasukkan seribu koin emasnya ke dalam sebuah guci keramik besar. Ia kemudian menutupinya dengan buah-buah zaitun sampai penuh ke mulut guci. Ali Coglia lalu pergi ke rumah Hassan, temannya yang seorang penjual jagung. Ali berkata kepada Hassan,
"Aku akan melakukan perjalanan panjang. Maukah kau menyimpan guci ini sampai aku kembali?"
Baca Juga : Dongeng Anak: Anak Beruang yang Tersesat
Hassan setuju untuk menyimpan guci itu di sebuah kamar kosong di rumahnya. Kamar itu lalu dikuncinya. Ali sangat berterimakasih. Ia lalu pergi untuk melakukan perjalanan panjang dan lama.
Tanpa terasa, tujuh tahun berlalu, tetapi Ali belum juga kembali. Suatu hari, Hassan ingin makan buah zaitun.
Baca Juga : 24 Telur Bebek yang Disimpan di Dapur Ini Justru Menetas Jadi Anak Bebek yang Lucu
“Rasanya tak mungkin Ali kembali. Aku akan mengambil buah zaitun di gucinya saja!” pikir Hassan.
Ia lalu membuka kamar tempat menyimpan guci buah zaitun milik Ali. Ia membuka tutup guci itu dan mengambil beberapa genggam buah zaitun. Namun, buah zaitun di guci itu sudah tidak bagus lagi. Hassan akhirnya mengeluarkan seluruh buah zaitun di guci untuk mencari buah zaitun yang masih bagus.
Baca Juga : Kabar Gembira, Ditemukan Anak Elang Jawa di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
Betapa terkejutnya ia ketika melihat koin-koin emas di dasar guci keramik itu. Hatinya langsung tergoda. Ia mengambil semua emas Ali. Namun, karena semua koin emas telah diambil, buah zaitun-buah zaitun lama itu tidak penuh sampai ke mulut guci lagi.
Baca Juga : Wah, Duta Besar dari Jepang Gemar Membagikan Foto Hidangan Khas Indonesia, lo!
Hassan lalu membeli buah zaitun segar dan memasukkannya ke guci itu agar penuh kembali. Ia lalu menutup guci dan mengunci kembali ruangan itu. Betapa terkejutnya Hassan ketika beberapa hari kemudian Ali kembali dari perjalanan panjang. Ali datang ke rumah Hassan dan meminta guci buah zaitunnya.
"Ini kunci kamarnya," kata Hassan .
Ali mengambil kunci dan membuka kamar penyimpanan. Ia menemukan gucinya terletak di tempat yang sama seperti saat ia meninggalkannya. Ali berterimakasih pada Hassan lalu membawa gucinya pulang.
Baca Juga : Hindari Melakukan 4 Hal Ini Saat Merasakan Kulit Gatal-Gatal, yuk!
Setiba di rumah, Ali mengeluarkan semua buah zaitun dari guci itu. Betapa terkejutnya dia karena semua emasnya telah hilang. Yang tertinggal hanya buah zaitun. Ali bergegas kembali ke rumah Hassan.
"Ketika aku pergi, aku menyimpan seribu koin emas di dasar guci. Sekarang tidak ada sekepingpun. Jika kamu memang meminjamnya, aku tidak keberatan. Tapi tolong tulis surat pernyataan, bahwa kamu akan mengembalikannya padaku dalam beberapa bulan ini,” kata Ali sopan.
Baca Juga : Sebelum Operasi, Pasien Harus Berpuasa Lebih Dulu, Apa Tujuannya, ya?
Hassan seketika marah, “Aku belum pernah melihat emas apa pun di dalam guci itu, kecuali buah zaitun. Aku bukan pencuri! Keluar dari rumahku," usirnya.
Ali sangat kesal dan kecewa pada temannya itu. Ia segera menghadap Khalifah Haroun Al Rasyid yang bijak dan menceritakan masalahnya.
Baca Juga : Anak-Anak Keluarga Kerajaan Inggris Harus Mengikuti 8 Aturan Ini, lo
"Apakah ada orang yang melihat ketika kau menaruh emas di guci?" tanya Khalifah Haroun Al Rasyid.
Ali menjawab, "Tidak ada yang melihat saya."
"Bagaimana aku tahu kalau kau mengatakan yang sebenarnya?" kata Khalifah lagi.
Baca Juga : Dongeng Anak: Menu Sarapan Istimewa Mombi
Ali terpaksa pulang dengan sangat sedih. Ketika Hassan mendengar apa yang terjadi, ia sangat senang. Namun, Khalifah Haroun Al Rasyid diam-diam terus menyelidiki masalah ini.
Khalifah biasa berkeliling pada malam hari untuk mendengar apa yang dibicarakan rakyatnya. Dia menyamar seperti orang biasa. Suatu malam, dia melihat tiga anak laki-laki bermain di tepi jalan. Mereka berpura-pura seperti sedang berada di pengadilan.
Baca Juga : Cerpen Anak: Liburan Unik
Seorang anak bernama Jamil memakai sorban di kepalanya meniru sorban khalifah. Anak lelaki kedua berkata bahwa dia akan berperan sebagai Ali Coglia. Anak lelaki ketiga berperan sebagai Hassan. Di dekat mereka, ada sebuah guci besar.
“Ali Coglia, apakah kau meninggalkan emasmu di dalam guci?” tanya Jamil yang memakai sorban
“Ya, aku menitip emasku di dalam guci. Lalu aku tutup dengan buah zaitun.”
Baca Juga : Avengers: Endgame Tayang Besok, Ingat Lagi Kejadian Sebelum Film Ini, yuk!
"Hassan , apakah kau menemukan emas di guci dan mencurinya?” tanya Jamil .
"Aku tidak menemukan apa-apa di dalam guci, kecuali buah zaitun!” kata anak lelaki yang berperan sebagai Hassan .
“Apakah ini buah zaitunnya?” tanya Jamil sambil mengambil buah zaitun dari guci.
“Ya, itulah buah zaitun di dalam guci Ali Coglia,” kata Hassan.
Baca Juga : Liburan Tetap Menjaga Bumi, Ini 7 Cara Liburan Ramah Lingkungan
Kemudian Jamil menggigit buah zaitun itu. "Buah zaitun ini segar," katanya. "Itu artinya, buah zaitun ini masih baru. Belum tujuh tahun berada di dalam guci! Kau berbohong. Kau pencuri emas!” tunjuk Jamil pada si pemeran Hassan .
Khalifah terpana melihat sandiwara itu. Esok harinya, ia mengutus pelayannya untuk membawa Ali Coglia, Hassan dan guci buah zaitun, penjual buah zaitun, dan Jamil, si anak lelaki bersorban.
Baca Juga : Ternyata Sayur dan Buah Ini Sebaiknya Tidak Dijus, lo!
Ketiga pria dan anak lelaki itu datang menghadap Khalifah.
"Aku melihat dan mendengarmu bermain sandiwara di jalan tadi malam. Aku sangat bangga padamu. Duduklah di dekatku. Aku ingin kau menjadi hakim yang adil, dan temukan pria mana yang mengatakan kebenaran. Ali Coglia atau Hassan," kata Khalifah pada Jamil.
Baca Juga : Sering Hampir Menabrak Bumi, Ternyata Asteroid Ada Banyak Jenisnya, lo!
Jamil langsung bertanya pada Ali Coglia dan Hassan, seperti yang ditanyakannya pada kedua temannya malam itu. Hassan kembali tak mau mengaku kalau ia telah mengambil koin emas Ali. Jamil berkata kepada penjual buah zaitun, "Ambil beberapa biji buah zaitun dari guci itu. Periksalah buah zaitun-buah zaitun itu. Gigit dan beri tahu aku, berapa usia buah zaitun-buah zaitun itu!”
Penjual buah zaitun mengambil beberapa buah zaitun dan memeriksanya. Dia juga memakan beberapa butir buah zaitun lalu berkata,
Baca Juga : Berguna untuk Kamuflase, Bintik di Tubuh Anak Jerapah Diturunkan dari Ibunya
"Setelah dua tahun, buah zaitun akan kehilangan warnanya. Lihatlah buah-buah zaitun ini, masih baru dan segar.”
Jamil si hakim bocah menoleh pada Hassan. "Jadi, kamu menemukan emas Ali dan mengambilnya. Kemudian kamu memasukkan buah zaitun segar di atas buah zaitun tua untuk mengisi tempat yang kosong di guci itu. Itulah yang terjadi, bukan?"
Baca Juga : Penemuan Kertas Berawal dari Tiongkok, Menyebar ke Seluruh Dunia
Hassan terdiam tak bisa bicara. Dia lalu sujud ke tanah dan menangis menyesal. Khalifah menyuruh prajuridnya memenjarakan Hassan.
Kemudian Khalifah berkata kepada Ali Coglia, "Aku akan menyuruh Hassan untuk mengembalikan emasmu."
Baca Juga : Meja Putar di Restoran Tiongkok Ternyata Punya Nama, Ini Asal Usulnya!
Khalifah lalu berkata kepada Jamil, "Kelak kalau kau sudah dewasa, aku akan mengangkatmu menjadi hakim sungguhan. Tetapi kau harus bersekolah dulu selama beberapa tahun untuk belajar semua hukum di negeri kita ini. Aku yakin, kau akan menjadi salah satu hakim yang terbaik di negeri ini."
Cerita oleh: Dok. Majalah Bobo. Ilustrasi: Diani
Baca Juga : Wah, Desa Ini Pernah Menjadi Tempat Tinggal Para Penyihir Baik
Tonton video ini, yuk!
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR