Bobo.id – Apakah teman-teman pernah merasa ketakutan ketika berada di dalam lift atau berada dalam kamar yang sempit dan tertutup?
Padahal, saat berada dalam ruangan tersebut, teman-teman tidak sendiri dan masih ada orang lain di dalamnya.
Baca Juga : Bisa Jadi Penyegar di Akhir Pekan, Coba Buat Es Teh Madu Lemon, yuk!
Rasa takut terjebak ketika ada ancaman atau bahaya itu memang wajar, teman-teman.
Namun, hal itu menjadi tidak wajar apabila diikuti dengan rasa cemas yang berlebihan, bahkan serangan panik.
Beberapa tanda ini mungkin menunjukkan klaustrofobia. Apakah itu? Cari tahu, yuk!
Baca Juga : Dongeng Anak: Drum Ajaib
Pemicu Klaustrofobia
Munculnya fobia ini bisa disebabkan oleh banyak pemicu, teman-teman. Selain itu, tidak semua orang disebabkan oleh pemicu yang sama.
Nah, inilah beberapa pemicu umum dari klaustrofobia, di antaranya lift, terowongan, kereta bawah tanah, pintu putar, atau toilet umum.
Klaustrofobia bisa juga dipicu oleh mobil dengan sistem penguncian terpusat, pencucian mobil, kamar ganti, kamar hotel dengan jendela tertutup, pesawat, atau ruangan terkunci.
Baca Juga : Selain Makanan, Perhatikan Hal Ini saat Memberi Makan Kucing #AkuBacaAkuTahu
Gejala Klaustrofobia
Munculnya perasaan takut dan panik bisa menyebabkan beberapa gejala fisik.
Misalnya berkeringat, gemetar, gejala panas atau kedinginan, dan sesak napas atau kesulitan bernapas.
Ditambah lagi, muncul juga rasa nyeri atau sesak di dada, mual, sakit kepala, dan bisa jadi timbul perasaan ingin pingsan.
Ada juga orang yang mengalami klaustrofobia dengan diikuti munculnya gejala kesemutan, mulut kering, dan perasaan bingung.
Baca Juga : Hampir Hilang karena Evolusi, Tulang Fabella di Lutut Kembali Dimiliki Banyak Orang
Penyebab Klaustrofobia
Lalu, sebenarnya apa yang menyebabkan munculnya atau terciptanya fobia pada seseorang?
Jadi, fobia ruang terbatas atau klaustrofobia ini adalah hasil dari pengalaman masa lalu seseorang (biasanya pada masa kanak-kanak) yang menyebabkan munculnya trauma.
Misalnya, pernah terjebak dalam lift yang akhirnya membuat perasaan takut.
Baca Juga : Akan Ada Abu Kremasi Kucing yang Dikirim ke Antariksa, Apa Tujuannya?
Atau bisa juga disebabkan oleh perilaku orang terdekat, seperti orang tua atau teman-teman sebaya, yang dapat memengaruhi seseorang.
Contohnya, bila kita memiliki sahabat yang mengalami klaustrofobia, bisa jadi kita ikut terpengaruh dan mengembangkan ketakutan yang sama.
Selain itu, ada juga teori lain yang membahas mengenai penyebab fobia ini.
Baca Juga : Banyak Jenisnya, Anggrek Ternyata Bunga Tropis yang Mudah Dirawat, lo
Teori yang pertama adalah amigdala lebih kecil. Amigdala adalah bagian kecil dari otak yang digunakan untuk mengontrol bagaimana tubuh memproses rasa takut.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Psychiatry and Clinical Neuroscience, peneliti Fumi Hayano dan rekan menemukan bahwa orang yang menderita gangguan panik memiliki amigdala lebih kecil dari ukuran normal.
Baca Juga : 3 Jam Nonton Avengers: Endgame, Ini Tips agar Tidak Pipis Berkali-kali
Teori yang kedua adalah fobia genetik yang menyebutkan bahwa fobia berkembang pada tingkat genetik daripada psikologi.
Tim dari Jerman dan Inggris menulis dalam jurnal Translational Psychiatry bahwa apabila terjadi kecacatan pada sebuah gen tunggal, manusia bisa memberikan peluang terjadinya pengembangan fobia klaustrofobia.
Baca Juga : Pernah Ada Stasiun Antariksa Jatuh, Bagaimana Caranya Mengorbit, ya?
Tonton juga video ini, ya!
Bertemu Karakter Favorit di Doraemon Jolly Town MARGOCITY, Apa Saja Keseruannya?
Source | : | Hellosehat.com |
Penulis | : | Sepdian Anindyajati |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR