“Sekarang, Bu Liam pasti sudah bangun,” pikirnya panik. Ia buru-buru menuang batu bara menyala itu ke perapian. Namun, lagi-lagi, batu bara itu pun padam dan menjadi hitam.
Di saat yang sama, terdengar bunyi lonceng di tengah malam. Bunyi guntur juga bersahut-sahutan di sekeliling rumah. Kathrin melihat keluar dari jendela. Tampak di luar, ketiga pria tadi pelan-pelan menjadi samar, lalu menghilang bersama api unggun mereka.
Kathrin sangat ketakutan. Ia bergegas masuk ke kamarnya di loteng, dan menyembunyian diri di bawah selimut.
Baca Juga : Cari Tahu Meriahnya Tradisi Ramadan di Mesir, Irak, dan Albania, yuk!
“Siapa ketiga lelaki itu? Apakah mereka hantu? Atau malaikat?”
Kathrin berbaring tanpa bisa menutup mata untuk waktu yang lama. Ketika pagi tiba, barulah ia tertidur pulas. Kathrin belum terbangun saat jam menunjukkan pukul enam pagi. Ia kesiangan.
Ketika Bu Liam turun, ia tidak menemukan sarapan tersedia untuknya. Kathrin juga tidak ada. Ketika masuk ke dapur, ia juga tidak melihat panci susu yang dipanaskan. Namun, ia sungguh terkejut saat melihat ke perapian.
Baca Juga : Wah, Desa di Italia Ini Sangat Terpencil Sampai Tidak Ada di Peta!
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR