Bobo.id - Hai teman-teman, pasti sudah tidak sabar menunggu cerpen anak hari ini, ya?
Cerpen anak hari ini Kue Cubit Musim Hujan.
Yuk, langsung saja kita baca cerpen anak hari ini!
------------------------------------------
Baca Juga : Cerpen Anak: Badut Terlucu
Hari masih hujan ketika Chika tiba di rumah sepulang sekolah. Langit tampak kelabu, namun hati Chika tetap ceria. Hari ini adalah hari ia tunggu-tunggu. Ia dan Ibu akan membuat kue cubit untuk pesta kenaikan kelas. Ya, besok, teman-teman Chika akan berkumpul di rumah Chika untuk pesta bersama. Tahun ini, semua anak naik kelas. Itu patut dirayakan, bukan?
Chika sebagai tuan rumah, mendapat tugas menyediakan kue cubit dan minuman segar. Teman-teman lain ada yang membawa cilor, es cendol, pisang cokelat, tahu isi, dan sebagainya. Chika sudah membayangkan suasana pesta besok. Hidangannya sederhana, tetapi pasti meriah.
Baca Juga : Cerpen Anak: Bebek-Bebek Sasha
“Ibu, aku sudah pulaaang… “ seru Chika memanggil ibunya, sambil membuka jas hujannya.
Anak perempuan kelas 4 SD itu menggantung jas hujannya di senderan bangku kayu di teras. Air dari jas hujannya menetes ke lantai teras. Chika bersyukur ibunya tadi pagi mengingatkannya untuk membawa jas hujan. Langit mendung sejak pagi. Tadi pagi, Ibu menduga hujan akan turun pada saat Chika pulang sekolah. Dan dugaan ibu memang terjadi.
“Ibuuu…, aku pulang!” seru Chika lagi sambil membuka sepatu dan kaos kakinya yang basah, lalu masuk ke dalam rumah. Chika heran karena ibunya tidak muncul. Biasanya, Ibu akan menyambutnya dengan senyum hangat.
Baca Juga : Tanaman Air Mata Pengantin, Tanaman Hias yang Bisa Obati Diabetes
Ketika masuk ke ruang keluarga, Chika terkejut melihat ibunya berbaring di sofa. Ibu tampak tertidur namun napasnya terlihat sesak. Tiba-tiba saja, Ibu bangun dan bersin-bersin.
“Waaa…Ibu kena flu, ya?” sapa Chika mendekat. Ia melakukan seperti yang biasa ibunya lakukan, yaitu meletakkan punggung tangannya di dahi ibunya. Chika merasakan hangat.
“Wah, gawat! Ibu demam! Ibu sudah minum obat belum?” tanya Chika cemas.
Baca Juga : Agar Tidak Bosan, Ini Tips Ngabuburit yang Bisa Kita Lakukan di Rumah
Mata ibunya tampak berair. Ibu mau menjawab, tetapi lalu bersin lagi sambil menutup hidung dan mulutnya dengan syalnya.
“Sudah, Ka, Ibu sudah minum obat. Ibu mau minta maaf tidak bisa bikin kue cubit untuk acaramu. Nanti kalau hujan sudah reda, kamu pergi ke toko kue saja ya, di ruko kompleks. Kamu beli donat saja, 3 lusin. Teman-temanmu suka donat kan?” tanya Ibu dengan suara sengau karena pilek.
Chika berpikir ragu.
Baca Juga : Agar Tidak Bosan, Ini Tips Ngabuburit yang Bisa Kita Lakukan di Rumah
Yaa kata Chika, agak ragu. Ia berpikir dan memikirkan, kasihan yaa Ibu kena pilek. “Semoga Ibu cepat sembuh ya...”
Ibu mengangguk dan mencoba berkata, “Terimakasih say… “ tapi Ibu lalu bersin,
“Ahcooo…” Mata Ibu tampak berair.
Ibu dan Chika saling pandang. Keduanya lalu tertawa. Saat mereka tertawa, Chika mendapat ide.
Baca Juga : Tanaman Air Mata Pengantin, Tanaman Hias yang Bisa Obati Diabetes
“Bu,” kata Chika. “Aku kan sering membantu Ibu bikin kue. Aku selalu melihat dan menghapal apa yang Ibu lakukan. Kalau kali ini aku bikin kue sendiri, apa menurut Ibu aku bisa berhasil?”
Ibu berpikir sebentar dan bersin selama dua menit. Lalu katanya,
“Wah, kamu pasti bisa, Chika. Kenapa Ibu tidak terpikir kalau kamu bisa bikin sendiri. Kamu hanya harus hati-hati dengan alat pemanggang kue cubitnya. Ibu yakin kamu bisa…”
Chika sangat gembira. Ia pun mulai bekerja dengan hati-hati. Ibunya hanya sesekali mengingatkan. Chika menimbang semua bahan dengan teliti. Tepung, telur, gula… Ia memisahkan, mencampur, mengaduk… Chika juga memakai sarung tangan tebal dan hati-hati menuang adonan ke cetakan kue cubit. Ibu pernah mengajarinya membalik kue cubit dengan menggunakan lidi.
Baca Juga : Agar Tidak Bosan, Ini Tips Ngabuburit yang Bisa Kita Lakukan di Rumah
“Wah, Ibu tidak sangka Chika sudah mahir sekali,” puji Ibu saat melihat Chika membalik kue cubit dengan trampil.
Ibu mau berkomentar lagi, tetapi lalu buru buru menjauh karena bersin-bersin lagi.
Karena Chika membuat kue persis seperti resep ibunya. Ia juga membuat dengan cara yang persis seperti yang ibunya ajarkan. Itu sebabnya, kelezatan kue cubit Chika juga persis seperti buatan Ibu.
“Ini lezat sekali, Chika!” puji Ibu saat mereka mencicipinya bersama.
“Yaaa, rasanya sama dengan buatan Ibu, ya!” kata Chika sambil mulai merapikan dapur lagi.
Baca Juga : Ada Kepulauan Seribu di Perbatasan Amerika Serikat dan Kanada
Kini Chika dan ibunya duduk bersantai di ruang keluarga. Chika sudah membuatkan teh hangat untuk ibunya.
“Bu, sekarang kan Chika sudah bisa masak. Jadi Ibu bisa pilek kapanpun Ibu mau…” canda Chika.
Itu membuat Ibu melotot dan tertawa dan bersin bersin lagi.
Baca Juga : Pernah Perhatikan Tombol Kecil dan Besar pada Penyiram Toilet? Fungsinya Ternyata Berbeda, lo!
“Oo Chika!” seru Ibu. “Ibu tidak mau pilek lagi. Tapi kalaupun Ibu sakit, Ibu tentu senang sekali karena punya anak perempuan yang bisa memasak kue dan bisa mengurusi Ibu dengan sempurna!”
Chika juga berpikir begitu. Dia berpikir akan mengatur meja untuk makan malam, dan menyelesaikan cuci piring. Namun pertama, dia berdiri sebentar di dekat jendela. Ia mendengarkan rintik hujan sambil mencium aroma kue cubit untuk pesta besok. Kue cubit buatannya sendiri.
Cerita oleh: Dok. Majalah Bobo. Ilustrasi: Dhian
Baca Juga : Mana yang Lebih Baik untuk Buka Puasa, Kolak atau Es Buah?
Tonton video ini, yuk!
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR