Bobo.id - Hai teman-teman, pasti sudah tidak sabar menunggu cerita misteri hari ini, ya?
Cerita misteri hari ini berjudul Gubuk Nek Cucur.
Yuk, langsung saja kita baca cerita misteri hari ini!
-----------------------------
Baca Juga : Cerita Misteri: Kathrin yang Jujur
Nita berjalan-jalan di jalan setapak memetik bunga-bunga di tepi padang rumput. Saat itu, hari mulai sore. Nita yakin, mamanya pasti sudah gelisah menunggunya di rumah Nenek. Ya, saat itu, Nita sedang liburan Tahun Baru di rumah neneknya di desa.
“Mama pasti ngerti, kalau aku suka bertualang mencari bunga. Ini, kan, tidak terlalu jauh juga dari rumah Nenek…” Nita tersenyum sendiri.
Baca Juga : Cerita Misteri: Jalan Ajaib
Semakin ia berjalan ke dalam hutan, semakin banyak bunga cantik aneka warna yang menggemaskan. Nita memetik setangkai bunga biru dan meletakkan di keranjang rotannya. Pada saat ia mengangkat wajahnya, tiba-tiba ia melihat sebuah gubuk tua. Gubuk itu sudah miring, namun terlihat cantik karena banyak bunga indah di depannya.
“Aneh, tadi aku tidak melihat gubuk ini…” gumam Nita.
Baca Juga : Populasi Global Rentan Kekurangan Vitamin D, Apa itu Vitamin D?
Karena penasaran, Nita berjalan mendekat. Pintu gubuk itu terbuka cukup lebar. Ia bisa melihat ke dalam ruangannya. Ada kursi rotan yang tampak nyaman. Ada juga lemari-lemari kayu tua. Lampu yang tergantung di eternity gubuk itu, tampak sudah tua juga dan bersarang laba-laba.
Nita semakin penasaran dan semakin dekat. Ah, ternyata rumah itu ada penghuninya. Nita melihat seorang nenek di kursi goyang rotan. Rambut nenek itu sudah putih semua dan ia sedang membetulkan letak kacamata di hidungnya.
Baca Juga : 5 Game Android untuk Ngabuburit yang Bisa Asah Otak dan Kemampuan Kita
“Selamat sore, Nak… Siapa namamu? Ayo, masuk…” sapa nenek itu ramah dan lembut saat melihat Nita.
Nita tersenyum malu-malu karena ketahuan sedang mengntip. Namun senyum nenek itu begitu ramah sehingga Nita tidak takut.
“Maaf kalau aku tidak sopan, Nek. Aku baru saja memetik bunga. Bungaku banyak. Apa Nenek mau sebagian bungaku?” tanya Nita.
Baca Juga : Mengapa Kita Sulit Mengepalkan Tangan Saat Bangun Tidur? #AkuBacaAkuTahu
Nenek itu tersenyum lebih lebar.
“Oo..tentu saja Nenek suka bunga. Tolong masukkan ke dalam vas bunga nenek itu. Sudah lama vas itu tidak berisi bunga,” jawab nenek itu senang.
Nita segera memasukkan beberapa tangkai bunga aneka warna ke dalam vas bunga nenek itu. Kini ruangan itu jadi sedikit lebih ceria.
Baca Juga : 4 Hewan Ini Jadi yang Terbesar di Kelompoknya, Apa Saja, ya? (Bag. 1)
“Namaku Nita, Nek…’ kata Nita sambil menata bunga-bunga di vas.
“Panggil saja aku nenek cucur. Dulu aku berjualan cucur. Di saat Tahun Baru begini, banyak yang memesan cucur pada Nenek untuk acara pesta di rumah. Tapi sekarang, Nenek sudah tidak kuat lagi memasak,” kata Nek cucur.
Nita melihat nenek itu dengan iba.
“Nenek tinggal sendirian di rumah ini?” tanya Nita.
Baca Juga : Tampak Mirip, Apa Bedanya Buah Duku dan Buah Langsat? #AkuBacaAkuTahu
Nenek itu mengangguk.
“Tapi nenek tidak takut. Soalnya, nenek punya radio tua. Kalau nenek kesepian, radionya nenek nyalakan,” Nek Cucur menunjuk sebuah radio di rak di ruangan itu.
Nita melihat radio itu. Radio tua, tapi belum termasuk radio antik. Di belakang radio itu ada tulisan. Nita membacanya dan tertegun sebentar. Ia baru saja akan bertanya pada nenek itu, ketika nenek itu malah berkata,
“Nita, hari sudah sore sekali. Kau harus segera pulang, karena sebentar lagi gelap. Ini di desa, bukan di kota yang terang benderang sampai larut malam. Ayo, pulanglah. Nanti ibumu mencari.”
Baca Juga : Marimo, Bola Lumut yang Dipelihara Banyak Orang, Pernah Lihat?
Nita mengangguk tapi kembali tertegun.
“Nenek tahu darimana kalau aku dari kota? Nenek juga tau darimana, kalau ibuku pasti mencariku?”
nenek itu tertawa.
“Mana ada anak desa ini yang logat bicaranya seperti kamu? Kamu pasti anak Jakarta. Dan setiap ibu, pasti akan mencari anaknya.”
Baca Juga : Bisa Meningkatkan Fungsi Otak, Cari Tahu Fakta Tentang Madu, yuk!
Nita tertawa dan mengangguk sadar kalau ia jelas jelas terlihat sebagai anak kota.
“Ayo, segera pulang, dan jangan mampir lagi ya,” kata nek cucur. “Bawalah ini dan berikan pada ibumu. Dulu, ibumu menjatuhkan ini di halaman belakang rumah nenek. Tapi waktu nenek menemukannya, ibumu sudah pindah ke kota,” kata nenek itu lagi.
Nita kembali tertegun.
“Lo, nenek juga kenal ibuku?”
Baca Juga : Sahur Penting Dilakukan, Ikuti Tips Sahur Ini Agar Tidak Lemas, yuk!
Nenek itu mengangguk. “Wajah kalian mirip. Itu sebabnya nenek tahu, kau pasti anak perempuan si Jelita.”
Nita segera menengok ke radio tua di atas rak. Ya, di belakang radio itu memang ada kertas bertuliskan: Untuk Nek Cucur. Dari Jelita. Tadi Nita sempat ragu, apakah itu Jelita ibunya. Ternyata memang betul.
“Ayo, jangan banyak tanya lagi. Cepat pulang,” kata Nek cucur.
Baca Juga : Kue Kenyal dan Manis dari Jepang, Cari Tahu Sejarah Mochi, yuk!
Nita segera pamit pada Nek cucur. Ia berlari di jalan setapak, dan tak lama kemudian tiba di rumah Neneknya.
Nita menceritakan hal itu pada ibunya. Ibunya sangat terkejut.
“Kau bilang, namanya Nek cucur?” tanya ibu tersentak kaget.
Nita mengangguk dan memberikan hiasan rambut yang sudah lusuh.
Baca Juga : Peneliti Temukan Dinosaurus Bersayap Kelelawar Berusia 163 Juta Tahun
“Ini punya Ibu. Kata Nek Cucur, jepitan ini dulu jatuh di halaman belakang rumahnya. Tapi waktu Nenek mau mengembalikannya, Ibu sudah pindah ke kota.”
Ibu terdiam bengong. Ya, ketika ia seusia Nita, ia memang sering bermain di rumah Nek Cucur. Nenek itu dulu menjual kue cucur di rumahnya. Ibu Nita sering membawakan bunga untuk nek cucur. sebagai ucapan terimakasih, nek cucur sering memberikan ibu nita kue cucur. padahal, ibu nita tidak bermaksud meminta imbalan.
Saat nek cucur ulang tahun, ibu Nita membelikannya radio kecil dari tabungannya sendiri. Ia kasihan pada nek cucur yang sendirian. Radio itu menemaninya.
Baca Juga : Siapakah yang Pertama Kali Menciptakan Pisau? #AkuBacaAkuTahu
Suatu hari, paman, kakak nenek Nita, datang dari kota. Ia mengajak ibu Nita bersekolah di Jakarta. Karena mendadak, Nita tak sempat pamit pada nek Cucur.
“Bu, kenapa diam saja? Ibu masih ingat kan sama nek Cucur? Nek cucur masih menyimpan radio pemberian Ibu. Nenek itu baik sekali. Dia menyuruh Nita pulang cepat, karena takut ibu akan khawatir,” kata Nita.
Ibu Nita semakin terdiam. Matanya berkaca kaca. Nek Cucur memang baik. Sayangnya, Nek Cucur telah lama meninggal dunia. Ibu Nita tak tahu bagaimana harus menjelaskan hal itu pada Nita.
Dok. Majalah Bobo. Ilustrasi: Redi
Baca Juga : Apakah Benar Anjing dan Kucing Tidak Bisa Akur? Cari Tahu, Yuk!
Tonton video ini, yuk!
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR