Bobo.id - Planet tempat tinggal kita merupakan satu-satunya planet yang permukaannya memiliki air.
Yap, di sistem tata surya kita tidak ada planet yang memiliki air seperti Bumi, teman-teman.
Air di Bumi juga jadi sumber kehidupan bagi seluruh makhluk hidup yang tinggal di Bumi.
Sebenarnya air di Bumi asalnya dari mana, sih? Cari tahu beberapa teori peneliti, yuk!
Terbentuknya Planet-Planet dalam Sistem Tata Surya
Sistem tata surya kita terbentuk dari ledakan awan gas dan debu, teman-teman.
Gas yang padat di tengah ini menjadi panas dan menyala kemudian membentuk matahari.
Matahari yang baru lahir, seperti bintang pada umumnya yang belum stabil melepaskan angin matahari yang kencang. Angin matahari ini kebanyakan adalah proton dan elektron, teman-teman.
Lama-kelamaan, arus partikel bermuatan ini mendorong sisa awan gas semakin jauh. Sehingga yang tersisa hanya bagian padat yang bergabung menjadi batuan, planetesimal, dan akhirnya planet-planet berbatu di sistem tata surya.
Nah, air dalam bentuk es kemungkinan juga merupakan salah satu partikel padat yang tersisa. Namun karena bagian dalam sistem tata surya masa awal terlalu panas, es dan uap air juga menghilang karena angin matahari.
Kalau begitu asal mula keadaan planet, bagaimana Bumi mendapatkan air yang begitu melimpah?
Baca Juga : Kalau Air Bersih Habis, Bisakah Kita Minum Air Laut? Ayo, Cari Tahu!
Asal Mula Air di Bumi
Air terdiri dari dua molekul, teman-teman. Yaitu elemen paling sederhana, Hidrogen yang sudah ada sejak awal mula alam semesta, ditambah dengan Oksigen yang ada sejak bintang mulai terbentuk.
Ada teori yang mengatakan kalau sejumlah air muncul di Bumi ketika batuan terbentuk, suhu panas dan atmosfer yang sedikit akan membuat uap air kembali meninggalkan Bumi.
Air baru bisa bertahan di planet ketika lapisan atmosfer mulai terbentuk lewat proses outgassing.
Proses ini terjadi ketika batu yang meleleh di inti Bumi melepaskan gas vulkanik ke permukaan dan menciptakan lapisan yang bisa membuat air terperangkap.
Ilmuwan percaya kalau sebagian air kembali ke Bumi karena dibawa oleh komet yang membawa es atau asteroid yang menabrak Bumi selama jutaan tahun.
Namun tahun 2014 ada teori baru yang melawan teori dia atas, nih.
Ada penelitian yang menemukan kandungan ar dalam meteorit Carbonaceous chondrite. Meteorit ini terbentuk sesaat setelah terbentuknya sistem tata surya kita.
Peneliti menemukan kalau meteorit ini memiliki komposisi kimiawi yang sama dengan batu di Bumi dan asteroid yang terbentuk di waktu yang sama dengan Bumi.
Baca Juga : Kita Disarankan untuk Menghemat Air, Apakah Air di Bumi Bisa Habis?
Ini menunjukkan kalau Bumi mungkin mengumpulkan di awal pembentukannya dan bisa mempertahankannya di permukaan meskipun atmosfernya masih sedikit.
Dan kemudian ada kemungkinan kalau asteroid membawa tambahan air selama jutaan tahun, teman-teman.
Meteorit Carbonaceous chondrite bisa memiliki kandungan air karena terbentuk di luar garis beku matahari, teman-teman.
Kandungan air dalam meteorit ini juga sama dengan air yang ada di Bumi, yang menurut peneliti air dari meteorit tersebut membentuk lapisan es, awan, sungai, dan lautan.
Asalnya air di Bumi memang masih jadi misteri yang seru untuk diketahui, teman-teman.
Karena hanya Bumi yang memiliki air sebanyak ini, kita jaga sama-sama planet rumah kita dengan baik, yuk!
Baca Juga : Berapa Lama Manusia Bisa Bertahan Hidup Jika Tinggal di Planet Lain?
Yuk, lihat video ini juga!
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Source | : | ted-ed,MinuteEarth |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR