Nah, kadar karbon dioksida dalam lubang atau liang tempat hewan ini hidup sangat tinggi, teman-teman, dan menyebabkan udara di dalamnya menjadi sangat asam.
Sensasi asam ini menyebabkan sensasi terbakar yang menyakitkan di hidung, mata, dan kulit untuk sebagian besar mamalia.
Hal inilah yang membuat tikus mole tanpa bulu menjadi tidak sensitif pada zat asam yang diberikan saat percobaan.
Selain tidak peka pada kerbon dioksida yang membuat udara menajdi asam, tikus mole tanpa bulu juga tidak sensitif pada zat capsaicin yang menimbulkan rasa sakit yang membakar seperti pada cabai.
Baca Juga: Wah, 6 dari 7 Spesies Penyu Langka Hidup di Indonesia! Pernah Lihat?
Lingkungan hidup yang keras membuat tikus mole tanpa bulu melakukan adaptasi dan evolusi agar tetap bisa bertahan hidup.
Namun evolusi yang dilakukan tidak besar dan tidak mengubah struktur serta fungsi jalur pengindraan rasa sakit di tubuhnya.
Tikus mole tanpa bulu kemudian mengembangkan berbagai cara untuk mengurangi kepekaan tubuhnya terhadap rangsangan rasa sakit yang ditemuinya setiap hari.
Tonton video ini juga, yuk!
Source | : | Science Alert |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR