Uniknya, lampu minyak ini tidak hanya diletakkan begitu saja di tanah lapang, lo, tapi disusun dalam berbagai bentuk.
Tentunya bentuk-bentuk yang dibuat dari lampu minyak tadi berhubungan dengan lebaran dan agama Muslim, teman-teman.
Misalnya saja bentuk kitab suci Al-Quran, ketupat, sampai berbagai kaligrafi atau tulisan yang indah, dan berbagai bentuk lainnya.
O iya, tradisi meletakkan lampu minyak ini disebut dengan tumbilotohe yang sudah dilakukan sejak abad ke-15 dan mulai dilaksanakan tiga hari sebelum hari raya Idul Fitri.
Baca Juga: Banyak Bahasa Tagalog Mirip Bahasa Indonesia, Ini 5 Kesamaan Indonesia dengan Negara ASEAN Lainnya
2. Ronjok Sayak di Bengkulu
Masih berhubungan dengan api, tradisi malam takbiran di Bengkulu dikenal dengan sebutan ronjok sayak, nih, teman-teman.
Ronjok sayak dalam bahasa Indonesia adalah bakar gunung, yaitu tradisi membakar batok kelapa yang sudah disusun bertumpuk seperti gunung, karena sayak dalam bahasa daerah setempat berarti batok kelapa.
batok kelapa biasanya akan disusun hingga setinggi datu meter dan pembakaran tumpukan batok kelapa ini sudah dilakukan secara turun temurun, lo, teman-teman.
Awalnya, ronjok sayak dilakukan sebagai cara untuk menciptakan alat penerangan sebagai bentuk sukacita atau bahagia atas datangnya hari raya.
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR