Bobo.id – Apakah teman-teman sering menonton atau membaca kisah detektif yang mengungkap kejahatan?
Pasti ada satu bagian di saat detektif dan polisi akan berusaha mencari sidik jari yang tertinggal dan menempel pada barang-barang di tempat kejadian.
Baca Juga: Jangan Dibuang, Jaring Pembungkus Buah Bisa Dimanfaatkan, lo!
Ada apa dengan sidik jari, ya? Kenapa sidik jari bisa mengungkap kejahatan? Kita cari tahu penjelasannya, yuk!
Sidik Jari itu Unik
Sidik jari adalah gurat-gurat halus yang terdapat di ujung jari. Gurat-gurat sidik jari itu ada yang panjang, ada yang terputus, dan ada yang terbelah dua.
Ada juga yang berbentuk seperti kantung kecil, pulau, atau delta. Ada juga yang bersilangan dan lain-lain.
Baca Juga: 3 Aplikasi Belajar Mengetik 10 Jari di Komputer, Pernah Coba?
Sidik jari itu punya dua keunikan. Pertama, masing-masing orang memiliki pola sidik jari yang berbeda.
Tak ada satu pun orang di dunia yang memiliki pola sidik jari yang sama, sekalipun mereka kembar.
Kedua, pola sidik jari tidak akan berubah bentuknya, kecuali jika mengalami kecelakaan.
Baca Juga: Apa Kekuatan Jaring Spider-Man Sama dengan Jaring Laba-Laba di Dunia Nyata?
Seperti kulit yang lainnya, kulit di ujung jari juga memiliki pori-pori. Pori-pori itu menghasilkan minyak dan keringat.
Jika jari memegang sebuah benda, minyak dan keringat di jari itu akan menempel pada benda dengan bentuk sesuai dengan sidik jari kita. Itulah yang disebut jejak sidik jari.
Karena unik, maka jejak sidik jari yang ditemukan di tempat kejadian perkara digunakan polisi sebagai barang bukti.
Jejak sidik jari juga menjadi acuan untuk memeriksa orang yang memiliki kesamaan sidik jari.
Baca Juga: Punya Cita-Cita Menjadi Astronom? Ini Hal-Hal yang Harus Kamu Pelajari
Sidik Jari Terbentuk Sejak Dalam Kandungan Ibu
Sidik jari ternyata terbentuk sejak kita masih sebagai janin dan dalam kandungan ibu, lo.
Jadi, saat dalam kandungan terbentuklah lapisan pada ujung jari-jari kita yang disebut volar pads.
Nah, lapisan inilah yang nantinya akan membentuk pola-pola unik sidik jari kita, teman-teman.
Baca Juga: Apa yang Terjadi Kalau Jentikan Jari Thanos Terjadi di Dunia Nyata?
Keunikan ini bisa terjadi juga karena banyak faktor, di antaranya kondisi rahim ibu sampai gerakan janin dalam kandungan.
Oleh karena itu, sidik jari setiap orang itu berbeda, bahkan untuk saudara kembar sekalipun.
Sidik jari dapat digolongkan menjadi tiga pola dasar, yakni lingkaran (loop), lengkungan (arch), dan ulir (whorl).
Baca Juga: Benarkah Kuku Jari Tangan Lebih Cepat Panjang daripada Kuku Jari Kaki?
Sidik Jari Tidak Bisa Dilihat secara Langsung
Karena sidik jari itu unik dan berbeda bagi setiap orang, maka sidik jari sering digunakan sebagai alat identifikasi sejak zaman Mesir Kuno.
Sidik jari mulai digunakan untuk mengungkap kejahatan sejak ditemukan oleh Alphonse Bertillion, seorang polisi Perancis.
Kebanyakan sidik jari itu sangat sulit untuk dilihat dengan mata telanjang, kecuali jika ada kotoran yang menempel.
Baca Juga: Lihat Kepribadian dari Jari Telunjuk dan Jari Manis Tanganmu, yuk!
Agar sidik jari bisa terlihat lebih jelas, polisi minta bantuan seorang ahli sidik jari yang menguasai ilmu sidik jari yang disebut daktiloskopi.
Ahli daktiloskopi menggunakan serbuk atau cairan kimia untuk membuat jejak sidik jari lebih jelas terlihat sehingga lebih mudah dipalajari dan dirumuskan.
Maka itu, jangan main-main dengan sidik jari, ya, teman-teman. Apalagi jika sidik jari kita sudah tercatat di arsip negara, seperti di ijazah, KTP, dan SIM.
Nah, teman-teman jadi tahu, kan, kalau sidik jari kita itu berbeda setiap orang dan sudah tercatat pada arsip negara.
Maka itu, polisi dapat dengan mudah mencari tahu suatu kejahatan dengan menemukan sidik jari pada tempat kejadian perkara.
Inilah fungsinya banyak membaca, kita juga jadi semakin banyak tahu. #AkuBacaAkuTahu
Penulis: Aan Madrus/Sepdian Anindyajati
Baca Juga: Unik! Sapi di Belanda Diajari Buang Air di Toilet, Apa Tujuannya?
Tonton juga video ini, yuk!
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Penulis | : | Sepdian Anindyajati |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR