Bobo.id - Setiap hari, apa teman-teman membantu orang tua membuang sampah ke tong sampah atau tempat pembuangan sampah?
Kira-kira, berapa banyak sampah yang teman-teman buang setiap harinya?
Setiap hari mungkin ada sampah makanan, kemasan makanan, atau kemasan produk bekas pakai yang kita buang dari rumah kita.
Kalau dari rumah kita sudah banyak, coba tambahkan dengan sampah dari rumah tetangga kita, teman dan guru kita di sekolah, dan seluruh penduduk di kota tempat teman-teman tinggal. Wah, sampahnya banyak sekali pasti, ya?
Tahukah kamu? Sebuah kota kecil di Jepang Hampir tidak menghasilkan sampah, lo, teman-teman. Kok bisa, ya?
Kamikatsu Sebelum Menjadi Kota Tanpa Sampah
Kamikatsu adalah sebuah wilayah kecil di Distrik Katsuura, Prefektur Tokushima, Jepang.
Di sana, populasi penduduknya ada sekitar 1500 orang, teman-teman.
Sekarang, kota ini dikenal dengan kota tanpa sampah, lo!
Baca Juga: Dulu Kumuh dan Banyak Sampah, Sekarang Berubah Jadi Kampung Korea
Tapi dulunya di Kamikatsu, orang-orang suka membakar sampah rumah tangga atau membuangnya sembarangan di alam, seperti di kebun atau di sungai.
Kebiasaan membakar sampah bisa membuat polusi udara, teman-teman. Ini karena membakar sampah bisa meningkatkan emisi (kandungan gas) karbondioksida di udara.
Lama-kelamaan, meningkatnya karbondioksida di udara ini bisa berbahaya bagi manusia.
Sampah yang dibuang sembarangan di alam juga bisa mencemari lingkungan.
Perubahan Kota Kamikatsu Menjadi Kota Tanpa Sampah
Untuk menghindari kebiasaan buruk membakar sampah dan membuang sampah ke alam, penduduk kota Kamikatsu pun bersama-sama melakukan perubahan sejak pertengah tahun 1990-an.
Pada 2003, pemerintah kota Kamikatsu membuat Deklarasi Zero Waste. Gerakan ini juga dibuat bersama organisasi Zero Waste Academy.
Zero waste adalah gaya hidup tanpa limbah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir, teman-teman.
Semenjak itu, penduduk kota Kamikatsu memulai gaya hidup zero waste teman-teman.
Di sana, penduduk menghindari untuk membuang limbah ke tempat sampah.
Lalu, ke mana perginya sisa sampah yang ada di rumah mereka, ya? Rupanya, semua hal yang termasuk limbah di Kamikatsu akan didaur ulang!
Baca Juga: Bagaimana Cara Mengatasi Sampah Plastik, ya? #AkuBacaAkuTahu
Awalnya, tentu saja perubahan gaya hidup tanpa sampah itu sulit dilakukan, teman-teman.
Karena penduduk harus menyediakan lebih banyak waktu untuk memisahkan jenis-jenis sampah. Setiap orang juga harus mempelajari perbedaan jenis sampah agar tidak tercampur saat didaur ulang.
Rahasia Kamikatsu Menjadi Kota Tanpa Sampah
Untuk bisa membuat gaya hidup yang sama-sama dilakukan oleh semua penduduk, pemerintah Kamikatsu memperkenalkan sistem pemilahan limbah.
Pemisahan ini bukan hanya ada empat atau lima macam jenis limbah, lo. Pemerintah kota Kamikatsu membuat 45 jenis pengelompokan limbah yang bisa ddaur ulang, teman-teman.
Tapi, karena seluruh penduduk bersemangat untuk membuat kehidupan di Kamikatsu lebih baik, akhirnya pemilahan sampah dan mendaur ulang ini jadi gaya hidup masyarakat di sana, teman-teman.
Penduduk pun mulai mendaur ulang sampah rumah tangga seperti makanan, dengan membeli tempat sampah yang bisa membantu daur ulang.
Tempat sampah ini disubsidi oleh pemerintah agar masyarakat mampu membelinya dan mengolah sampahnya sendiri di rumah.
Baca Juga: Keren, Singapura Bisa Musnahkan Sampah Plastik dalam Waktu 1 Hari! Bagaimana Caranya?
Gaya hidup ini membuat kesadaran masyarakat Kamikatsu akan limbah dan daur ulang semakin meningkat.
Misalnya, seorang pemilik toko akan memilih membeli barang yang akan dijual di tokonya dengan kardus sehingga kemasan itu bisa kembali digunakan.
Bahkan, makanan sisa yang tidak termakan dan makanan yang basi akan dijadikan bahan pupuk kompos untuk perkebunan lokal di sana.
Jadi, yang dibutuhkan oleh Kamikatsu untuk menjadi kota tanpa sampah adalah perubahan pola pikir dan keterlibatan setiap orang untuk bersama-sama menjalani gaya hidup zero-waste.
Wah, kira-kira kota-kota di Indonesia bisa meniru langkah Kamikatsu tidak, ya?
Baca Juga: Di Samudra Pasifik, Ada Tempat Sampah Lautan Terbesar! Apa Isinya?
Yuk, lihat video ini juga!
Source | : | nippon.com,Great Big Story |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR