Bobo.id – Apa kamu pernah mendengar tentang gunung berapi supervulkan?
Jika gunung berapi supervulkan ini mengalami erupsi, dampaknya bisa berkali-kali lipat lebih besar dibandingkan erupsi gunung berapi pada umumnya.
Padahal, bencana alam erupsi gunung merapi punya dampak yang bisa membahayakan makhluk hidup di sekitarnya, teman-teman.
Bagaimana dengan gunung berapi supervulkan, ya?
Gunung Berapi Supervulkan di Dunia
Tahukah kamu? Di seluruh penjuru dunia, hanya ada 20 gunung berapi supervulkan yang sudah ditemukan, teman-teman.
Dari seluruh gunung berapi supervulkan di Bumi, ada yang sudah tidak aktif dan ada yang masih aktif.
Di antara 20 gunung berapi supervulkan itu, ada yang berlokasi di Indonesia, lo. Apa kamu tahu di mana gunung berapi supervulkan yang ada di Indonesia?
Salah satu gunung berapi supervulkan di Indonesia adalah Gunung Toba di Sumatra Utara.
Baca Juga: Kedalamannya Mencapai 500 Meter, Inilah 8 Fakta Seputar Danau Toba
Gunung Tambora di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat juga disebut sebagai gunung berapi supervulkan, hanya saja letusan gunung Toba lebih besar magnitudonya.
Keduanya pernah mengalami erupsi yang tidak hanya memengaruhi Indonesia, namun juga keadaan Bumi, teman-teman.
Ciri Gunung Berapi Supervulkan
Gunung berapi supervulkan biasanya ditandai dengan adanya kawah besar yang disebut kaldera.
Kaldera ini berada di atas beberapa jalur ke bagian inti Bumi, teman-teman. Ukuran kaldera ini bisa mencapai 80 kilometer! Ini seperti jarak dari Tangerang ke Bogor, lo!
Saat erupsi, gunung berapi supervulkan meletus dengan magitudo 8. Ini merupakan yang tertinggi dalam pengelompokan jenis erupsi gunung berapi atau Volcanic Explosivity Index.
Gunung Toba termasuk gunung berapi supervulkan yang mengalami erupsi dengan magnitudo 8, sementara Gunung Tambora mengalami erupsi dengan magnitudo 7.
Tiga Fase Hidup Gunung Berapi Supervulkan
Gunung berapi supervulkan memiliki siklus hidup dalam tiga fase utama, teman-teman.
1. Gelombang magma yang terperangkap
Ini melibatkan kantung magma yang terperangkap di dalam kerak Bumi. Kolam magma ini tersambung dengan saluran yang menuju bagian dalam batuan Bumi yang meleleh.
Baca Juga: Ditemukan Danau Lava yang Langka di Sebuah Pulau, Apa Itu Danau Lava?
Kantung magma ini terus membesar dan menyebabkan kerak Bumi terdorong ke atas.
2. Ledakan atau erupsi super
Pada fase ini, tekanan yang menumpuk pada kolam magma mencapai puncak dan menyebabkan ledakan.
Ledakan gunung berapi supervulkan bisa membumbungkan lebih dari 1.000 kilometer kubik batuan dan kerikil atau asap ke langit.
Ledakan supervulkanik yang terjadi dengan magnitude 8 terakhir kali terjadi sekitar 26.000 tahun lalu di Selandia Baru.
3. Kebangkitan
Yang terakhir, setelah terjadi erupsi, gunung berapi supervulkan mengalami kebangkitan.
Setelah erupsi, kolam magma di gunung berapi supervulkan ambruk dan membentuk kawah kaldera, teman-teman.
Keindahan di Balik Gunung Supervulkanik yang Letusannya Berbahaya
Kaldera Yellowstone di Amerika Serikat saat ini sedang mengalami kebangkitan. Terakhir kali, gunung ini mengalami erupsi 640.000 tahun yang lalu.
Baca Juga: Ingin Berwisata ke Gunung Ijen? Ini Tips Menikmati Keindahan Blue Fire
Sejak saat itu, air terkumpul di kaldera dan membentuk danau. Kemudian makhluk hidup seperti hewan dan tumbuhan tumbuh subur di sana.
Di Yellowstone juga ada beberapa sumber geothermal terbesar di dunia, lo.
Di Indonesia, kita juga bisa melihat Danau Toba yang merupakan dampak dari ledakan gunung berapi supervulkan.
Hmm.. meski berbahaya saat erupsi, ada keindahan yang bisa tercipta dari gunung berapi supervulkan, ya?
Baca Juga: Bisakah Seluruh Sampah di Bumi Dihanguskan di Gunung Berapi?
Yuk, lihat video ini juga!
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR