Bobo.id - Teman-teman penggemar film Disney pasti sudah tahu kalau beberapa tahun terakhir ini Disney membuat remake film Disney Classics.
Ini artinya, banyak film Disney yang sudah dirilis bertahun-tahun lalu dalam bentuk animasi dirilis ulang, baik dalam bentuk live action maupun animasi yang menggunakan teknologi terbaru.
Nah, pada 17 Juli kemarin, Disney baru saja merilis film remake terbaru dari film Disney Classics yang terkenal bertahun-tahun lalu, yaitu The Lion King.
The Lion King pertama kali dirilis oleh Disney pada 1994 lalu dan terinspirasi dari karya Hamlet dari William Shakespeare.
Baca Juga: Mau Berwisata Safari ala Film Lion King? Yuk, Kunjungi 3 Tempat Ini!
Film Remake The Lion King Dibuat dengan Teknologi CGI
Berbeda dengan film Disney Classics yang kebanyakan dibuat dengan teknik live action atau menggunakan pemeran manusia, maka remake film The Lion King menggabungkan dua teknik, teman-teman.
Remake film The Lion King dibuat dengan dua teknik, yaitu live action dan CGI fotorealistik atau Computer-generated Imagery, sebuah teknologi pembuatan film yang membuat gambar atau video menjadi terlihat lebih nyata.
Karena menggunakan dua teknik tadi, tokoh-tokoh yang ada dalam film The Lion King terlihat sangat mirip dengan aslinya, lo.
Selain itu, teknik yang digunakan juga membuat ekspresi tokoh-tokohnya lebih terlihat.
Menggunakan Anak Singa Asli Sebagai Model
Sama seperti menggambar, untuk membuat remake film The Lion King, para pembuat film juga membutuhkan inspirasi, lo.
Untuk bisa membuat para tokoh di The Lion King terlihat semirip mungkin dengan aslinya, pembuat film harus mengerti setiap gerakan yang dilakukan oleh singa atau hewan-hewan lainnya maupun bentuk wajah hewan.
Nah, inilah sebabnya pembuat film remake The Lion King mencari inspirasi untuk Simba, tokoh utama dalam The Lion King dari anak singa asli, teman-teman.
Seekor anak singa betina yang ada di Kebun Binatang Dallas, Amerika Serikat, terpilih menjadi model untuk wajah sampai gerakan yang akan dilakukan Simba dalam film.
Anak singa betina ini namanya Bahati, teman-teman!
Baca Juga: Terkenal sebagai Ikan Bergizi, Salmon Ternyata Lahir di Sungai
Kebun Binatang Dallas Mengirimkan Video Bahati Beraktivitas
Saat Bahati dijadikan model untuk wajah Simba, pihak Kebun Binatang Dallas mengirimkan video yang menunjukkan Bahati sedang melakukan berbagai aktivitas.
Mulai dari minum susu, berjalan, dan gerakan lain yang dilakukan oleh Bahati dikirimkan ke pihak Disney untuk dijadikan inspirasi pembuatan Simba.
Semua gerakan dan aktivitas yang dilakukan oleh Bahati dikirimkan ke pihak Disney, lo, bahkan saat Bahati masih belum bisa berjalan dengan tegap dan lurus.
Dijadikan Model untuk Simba saat Bahati Berusia Satu Bulan
Ketika direkam untuk diberikan ke pihak Disney dua tahun yang lalu, saat itu Bahati baru berusia satu bulan, lo, teman-teman.
Itulah sebabnya Bahati menjadi referensi atau inspirasi yang tepat, karena bisa menunjukkan pergerakan anak singa yang baru lahir, sama seperti Simba yang juga ditunjukkan baru lahir dalam film The Lion King.
Ternyata saat pembuatan film The Lion King baru akan berlangsung, bertepatan dengan adanya anak singa yang baru lahir di Kebun Binatang Dallas, yaitu Bahati.
Bahati adalah anak singa pertama yang lahir di Kebun Binatang Dallas setelah 40 tahun, lo, dan lahir pada 2017 lalu melalui operasi Caesar.
Baca Juga: Jadi Maskot Pulau Bali, Kenalan dengan Burung Jalak Bali, yuk!
Bahati ternyata punya nama lengkap, nih, teman-teman, yaitu Bahati Moja yang diambil dari bahasa Swahili yang artinya "dia yang beruntung".
Nama Bahati diberikan karena sebelumnya induk Bahati melahirkan anak singa yang sudah mati saat di dalam kandungan, teman-teman.
Nah, setelah dua tahun berlalu, saat ini Bahati sudah tumbuh menjadi singa betina dewasa dengan berat mencapai 117 kilogram!
Bagaimana menurut teman-teman, apakah Bahati dan Simba punya kemiripan?
Tonton video ini juga, yuk!
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Source | : | Indian Express,Bored Panda |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR