“Karena aku tidak menemukan domba,” jawab Ketua Domba dengan hati berdebar takut.
Ketua Serigala lalu ikut mengunyah rumput. “Huekh! Huekh!” Ketua Serigala memuntahkan kembali rumput-rumput itu. “Astagaaa, makananmu sangat tidak enak!” Ketua serigala menjadi kasihan pada Ketua Domba yang disangka serigala juga.
Suatu hari, Ketua Serigala berhasil mendapatkan seekor kelinci. Ia lalu membagi daging kelinci itu pada Ketua Domba.
“Huek! Huek!” Begitu mengendus baud aging mentah, Ketua Domba langsung mual. “Aku sudah terbiasa makan rumput! Aku tak mau lagi makan daging,” alasan Ketua Domba.
Baca Juga: Sejarah Lomba 17 Agustus, Ternyata Baru Ada pada Tahun 1950, lo!
Ketua serigala dan serigala lainnya tidak curiga. Mereka akhirnya semakin sulit menemukan domba. Tak lama kemudian, banyak serigala mati kelaparan. Ketua Serigala dan beberapa anak buahnya tampak kurus dan lemah. Domba-domba tak takut lagi pada mereka.
“Makanlah rumput, pasti kau sehat seperti aku!” kata Ketua Domba. Tubuhnya semakin gemuk sampai-sampai bulu-bulu serigala tak sanggup lagi menutupi semua tubuhnya.
“Mengapa bulumu memutih?” Tanya Ketua Serigala. Ia memperhatikan bulu-bulu putih yang tersembul keluar diantara bulu-bulu serigala.
Baca Juga: Menyambut Ulang Tahun Republik Indonesia, Berbagai Lomba 17 Agustus Kreatif Ini Bisa Dicoba, lo!
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR