Nah, Gunung Mahameru dianggap sebagai tempat yang sakral dan menjadi tempat tinggal para dewa oleh masyarakat India.
Puncak tumpeng juga dianggap hanya berisi satu butir nasi, yang merupakan simbol Tuhan Yang Maha Esa.
Sedangkan semakin ke bawah melambangkan umat dengan berbagai tingkat sifatnya.
Semakin bawah adalah penggambaran dari umat yang sikapnya tidak begitu baik dan hanya sedikit yang sempurna.
Baca Juga: Suku yang Tinggal di Kutub Utara Masih Membutuhkan Kulkas Tidak, ya?
Memotong Tumpeng pada Puncaknya Menyalahi Filosofi Tumpeng
Dari beberapa filosofi itulah yang menyebabkan tumpeng sebenarnya tidak boleh dipotong pada bagian puncaknya.
Kalau memotong tumpeng pada bagian puncak, akan berlawanan dengan makna tumpeng, yakni simbol dari hubungan manusia dengan Tuhan.
Memotong puncak tumpeng dapat diartikan juga sebagai memotong hubungan umat dengan Tuhan. Selain itu, kita juga tidak mendapatkan lauk jika memotong bagian puncak tumpeng.
Ibu Murdjati Gardjito juga menyebutkan kalau kebiasaan memotong tumpeng pada puncaknya ini terpengaruh dari budaya barat, nih, teman-teman, yaitu memotong kue.
Source | : | Sajian Sedap |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR