Periode panas ENSO disebut dengan El Nino, sedangkan periode dingin variasi ini disebut sebagai La Nina.
Dalam laporan BMKG, diketahui bahwa pada Agustus 2019, El Nino lemah yang terjadi pada periode tahun 2018/2019 sudah berakhir dan berada dalam kondisi netral.
Dengan berakhir atau melemahnya El Nino, seharusnya musim hujan akan datang sesuai dengan periode berlangsungnya.
Namun, ternyata ada faktor lain yang menyebabkan hujan datang terlambat tahun ini, teman-teman.
Baca Juga: Beberapa Wilayah di Jawa Alami Suhu Dingin Lagi, Ini 6 Manfaat Suhu Dingin bagi Tubuh
2. IOD (Indian Ocean Dipole)
Selain El Nino dan La Nina, faktor lain yang memengaruhi terlambatnya musim hujan di Indonesia tahun ini adalah IOD atau Indian Ocean Dipole.
IOD yang juga dikenal sebagai India Nino adalah peristiwa yang selalu berubah dan tidak teratur pada permukaan laut di mana bagian barat Samudra Hindia menjadi lebih hangat dan bagian timur laut lebih dingin.
Nah, kondisi IOD inilah yang akan memengaruhi iklim di Indonesia. Jika hasil IOD menunjukkan positif, maka wilayah Indonesia barat akan kering.
Namun, jika IOD berada dalam kondisi negatif, maka wilayah Indonesia bagian barat akan basah.
Baca Juga: Kenapa Telapak Kaki Jadi Bagian Tergeli Saat Ada yang Menggelitiknya, ya?
Dari pemantauan BMKG, saat ini IOD sedang dalam keadaan positif, nih, teman-teman. Hal inilah yang akan memperparah kondisi kering di wilayah barat Indonesia.
BMKG juga memprediksi kondisi IOD akan menuju netral pada akhir tahun 2019.
Wilayah Indonesia yang terpengaruh kondisi IOD adalah Sumatra dan Jawa bagian barat yang ditunjukkan dengan curah hujan yang terganggu.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR