Pikolo berjalan lagi. Ia sudah tahu apa yang harus ia lakukan. Ia akan tetap menyihir, tetapi berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Jadi, tidak ada orang yang kenal padanya dan ia bisa menyihir sesuka hatinya. Kembali Pikolo menjalai hari-harinya dengan riang.
Setelah dua minggu berlalu, suatu malam, Pikolo merasa sangat kesepian.ia hanya menyaksikan wajah-wajah gambar orang yang menerima kejutan sihirnya. Tetapi mereka tidak tahu bahwa Pikolo yang melakukan sihir itu. Ia merindukan saat-saat ia jadi tukang asah pisau. Saat-saat ia saling berbagi cerita dengan ibu-ibu pelanggannya. Selama dua minggu ini, ia tidak bicara pada siapa pun. Kecuali berbasa-basi dengan orang-orang di kedai makan.
Baca Juga: Jadi Kucing Pembawa Keberuntungan, Kenalan dengan Maneki Neko, yuk!
Maka Pikolo pun pulang ke kampungnya, ke rumahnya lagi. Kembali ia menjadi tukang asah pisau. Kembali ia bercakap-cakap dengan ibu-ibu pelanggannya. Ketika orang-orang memintanya melakukan sihir, Pikolo tersenyum dan menggelengkan kepala.
“Aku hanya akan menyihir di pesta ulang tahun anak-anak. Anak-anak bisa menikmati sihirku seperti menonton sulap!” kata Pikolo.
Baca Juga: Tidak Hanya Bercahaya, Inilah 5 Fakta Unik Kunang-Kunang Lainnya
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR