“Mohon maaf, Pangeran. Puteriku itu mempunyai kebiasaan buruk. Dia senang berada di antara kambing-kambingnya. Jika kita pergi ke kamarnya, maka sudah pasti ia akan menyambut Pangeran dengan senang hati!”
“Baiklah, kita ke sana. Aku ingin sekali berkenalan dengan Puteri Mei Hoa yang terkenal cantik itu!” kata pangeran Pu Hauk e halaman belakang istana. Di sana ada sebuah kamar dari kayu. Dua orang pengawal berjaga di muka pintu. Baginda membuka pintu kamar. Segera tercium bau kambing yang menyengat. Raja Chin dan Pangeran Pu Hau langsung menutup hidung mereka.
Maka baginda mengajak Pangeran Pu Hau ke halaman belakang istana. Di sana ada sebuah kamar dari kayu. Dua orang pengawal berjaga di muka pintu. Baginda membuka pintu kamar. Segera tercium bau kambing yang menyengat. Raja Chi dan Pangeran Pu Hau langsung menutup hidung mereka.
Baca Juga: Wah, Ternyata Memakai Jam di Tangan Kanan atau Kiri Ada Artinya, lo!
Puteri Mei Hoa yang cantik duduk di bangku dan dikelilingi oleh banyak kambing. Lantai kamar dipenuhi kotoran kambing. Puteri Mei Hoa memegang sebuah cambuk.
“Tar, Taaar, taaar!” Puteri Mei Hoa melecut seekor kambing.
“Mbeeek… mbeeek…” kambing yang dilecuti menjerit kesakitan dan menjauh.
Pangeran Pu Hau mundur dua langkah sambil tetap menutup hidungnya. Betapa memuakkan bau kambing. Namun, ia tidak mau menyerah kalah.
Baca Juga: Pop! ini Dia Rahasia di Balik Meletupnya Biji Jagung Menjadi Popcorn
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR