Bobo.id - Sebelumnya, pernah ditemukan beberapa hewan yang memiliki dua kepala, nih, teman-teman.
Misalnya saja ular berbisa jenis Agkistrodon contortrix yang ditemukan oleh warga Virginia, Amerika Utara.
Pada bulan Januari lalu, petugas di Australian Reptile Park juga menemukan hewan berkepala dua, yaitu kadal berlidah biru yang kemudian diberi nama Lucky.
Nah, belum lama ini seekor tukik penyu di Carolina Selatan, Amerika Serikat juga ditemukan memiliki dua kepala.
Baca Juga: Mengapa Lidah Ular dan Komodo Bentuknya Bercabang? #AkuBacaAkuTahu
Tukik Penyu Ditemukan Memiliki Dua Kepala
Penemuan bayi penyu atau tukik berkepala dua ini terlihat oleh tim konservasi, Sea Turtle Patrol yang bertujuan untuk melindungi penyu di Pulau Hilton Head, Carolina Selatan.
Tukik berkepala dua ini ditemukan saat tim sedang melihat isi sarang penyu tempayan dan menemukan ada tukik berkepala dua.
Tim yang menemukan tukik ini kemudian memberi nama untuknya, yaitu Squirt dan Crush, seperti nama teman-teman nemo, lo.
Baca Juga: Sering Melihat Anjing Menjulurkan Lidahnya? Ternyata Ini Tujuannya
Nah, kalau biasanya hewan yang memiliki kelainan akan ditempatkan di penangkaran, maka berbeda dengan Squirt dan Crush, teman-teman.
Tim dari Sea Turtle Patrol justru melepaskan tukik berkepala dua ini ke laut, sama seperti saudara-saudaranya yang lain.
Squirt dan Crush Dilepaskan ke Laut
Biasanya, hewan yang memiliki kelainan akan ditempatkan di pusat penangkaran, karena mereka dianggap akan kesulitan untuk hidup di alam dengan kelainan yang dimilikinya.
Namun Sea Turtle Patrol yang bekerja untuk melindungi penyu juga menjaga habitat dan penyu tetap alami, teman-teman.
Baca Juga: Kelelawar Berbadan Besar ini Bernama Kalong Kapauk, Pernah Lihat?
Inilah sebabnya tim konservasi ini tidak menempatkan Squirt dan Crush di penangkaran, tapi justru melepaskannya ke laut.
Mereka terlihat kesulitan merangkak karena bentuknya yang tidak normal dan tidak diketahui seberapa baik mereka akan bertahan di lautan.
Terlebih, kelangsungan hidup tukik yang sehat juga sangat rendah di alam liar.
Meskipun begitu, petugas tetap melepaskan Squirt dan Crush ke lautan karena mengikuti aturan yang ditetapkan oleh pemerintah setempat untuk melindungi sarang dan penyu, tapi tetap menjaga semuanya alami.
Akhirnya, Squirt dan Crush dilepaskan oleh tim konservasi ke lautan, sama seperti saudara-saudara mereka yang lainnya.
Baca Juga: Bagaimana Cara Burung Merpati Menemukan Jalan Pulang? #AkuBacaAkuTahu
Lebih Banyak Reptil Berkepala Dua yang Lahir
Hewan yang lahir dengan dua kepala memang jarang ditemukan, namun bicephaly atau kelainan lahir dengan dua kepala ini terlihat cukup sering terjadi pada reptil dibandingkan hewan lain, lo.
Selain ular berkepala dua di Virginia, kadal lidah biru berkepala dua di Australia, dan tukik berkepala dua di Amerika Serikat, peneliti sudah beberapa kali menemukan tukik lain yang memiliki dua kepala.
Davidson Lopko, anggota tim yang menemukan Squirt dan Crush mengatakan kalau selama 15 tahun terakhir, beliau sudah beberapa kali menemukan tukik bicephaly lainnya, nih, teman-teman.
Reptil akan cenderung mengalami kelainan ini karena dalam satu kali bertelur, mereka akan menghasilkan banyak telur.
Nah, telur-telur ini bisa terpapar kondisi lingkungan yang akan memengaruhi perkembangan embrio di dalamnya.
Kelainan bicephaly dihasilkan dari perubahan genetik dan lingkungan selama perkembangan embrio.
Hewan yang berkepala dua ini diperkirakan karena pembelahan embrio yang tidak sempurna, teman-teman.
Baca Juga: Ini 4 Racun Hewan Apa yang Paling Cepat Melumpuhkan Mangsa, Apa Saja?
Kalau embrio terbelah secara sempurna, maka akan menjadikan calon bayi kembar identik.
Namun saat embrio tidak terbelah secara sempurna, hal ini bisa menyebabkan kelainan, salah satunya adalah bicephaly atau terlahir dengan dua kepala.
Selain pembelahan embrio yang tidak sempurna, adanya hewan berkepala dua juga bisa disebabkan karena embrio yang sudah terbelah secara sempurna tapi ada sebagian embrio yang kembali bergabung.
Tonton video ini juga, yuk!
Source | : | IFL Science |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR