Bobo.id – Teman-teman, apa kamu tahu? Pada 19 September kemarin, terjadi gempa bumi di wilayah Laut Jawa, tepatnya di daerah Tuban, Jawa Timur.
Gempa bumi tektonik itu terjadi sebanyak dua kali, teman-teman, yaitu pada pukul 14.06 WIB dan pukul 14.31 WIB.
Meski terjadi di Tuban, gempa bumi itu terasa sampai ke Bandung dan Bima, teman-teman! Kok bisa, ya?
Menurut analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa bumi Tuban ini memiliki kekuatan magnitudo 6,1 dan magnitudo 6.
Titik permukaan gempa bumi itu ada di 58 kilometer Barat Laut Tuban dan 56 kilometer Barat Laut Tuban, teman-teman.
Gempa pertama berpusat pada kedalaman 620 kilometer di bawah permukaan laut. Sementara gempa kedua berpusat pada kedalaman 623 kilometer di bawah permukaan laut.
Dalam keterangan di media sosial resmi BMKG, gempa bumi itu dirasakan dengan MMI III di Tuban; III-IV di Denpasar; III di Malang, Madura, Mataram, Lombok dan Bima; II-III di Yogyakarta dan Surabaya; dan II di Bandung.
MMI itu adalah skala mercalli, yaitu satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi, teman-teman.
Baca Juga: Di Bulan Juga Ada Gempa, lo! Cari Tahu Fakta Bulan, yuk!
Skala II MMI artinya gempa dirasakan oleh beberapa orang, benda ringan yang bergantung bergoyang dan skala III MMI artinya getaran terasa nyata dalam rumah, seperti akan ada truk yang lewat.
Jika gempanya berpusat di Laut Jawa di Jawa Timur, mengapa bisa terasa sampai ke Bandung dan Bima?
Gempa yang Langka
Menurut keterangan Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Bapak Daryono, menerangkan bahwa gempa yang dalam cenderung memiliki sebaran yang lebih luas, teman-teman.
Jadi, kalau gempa yang pusat gempa nya dangkal, justru sebarannya tidak terlalu luas.
Kemudian, gempa bumi dengan pusat gempa melebihi 300 kilometer di bawah permukaan laut merupakan fenomena yang jarang terjadi.
Namun gempa kemarin tidak merusak karena pusat gempa yang dalam membuat energinya mengalami perlemahan saat sampai ke permukaan Bumi.
Baca Juga: Keren, di Jepang Ada TK Tahan Gempa yang Terbuat dari Kontainer!
Di sisi lain, gempa bumi ini menunjukkan bahwa aktivitas zona Lempeng Indo-Australia di kedalaman 500 kilometer di bawah Laut Jawa masih aktif.
Peneliti pun masih mencari tahu lebih lanjut lagi tentang fenomena gempa bumi yang jarang terjadi ini, teman-teman.
Temukan pengetahuan seputar gempa bumi lainnya pada artikel terkait di bawah, yuk!
Baca Juga: Gempa Bumi Sangat Sulit Diprediksi, Kenapa Bisa Begitu?
Yuk, lihat video ini juga!
Penglihatan Mulai Buram? Ini 3 Hal yang Bisa Jadi Penyebab Mata Minus pada Anak-Anak
Source | : | Kompas.com,BMKG |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR