Bobo.id - Penggunaan masker untuk menutup mulut dan hidung tidak hanya dipakai saat sedang sakit saja, lo.
Masker juga dipakai untuk mengurangi polusi udara yang kita hirup, teman-teman.
Teman-teman kita yang ada di Sumatra dan Kalimantan saat ini juga dianjurkan untuk selalu memakai masker.
Penyebabnya adalah karena wilayah Kalimantan dan Sumatra saat ini sedang terpapar asap akibat kebakaran hutan.
Baca Juga: Rutin Makan Apel Setiap Hari? Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh
Namun masker yang dianjurkan untuk dipakai adalah masker berjenis N95 yang dianggap lebih baik dari masker yang biasa digunakan saat sakit.
Apa bedanya masker N95 dengan masker yang biasanya digunakan saat sakit atau saat naik kendaraan, sih, Bo?
Yuk, cari tahu perbedaan kedua masker ini!
Imbauan Menggunakan Masker N95
Saat polusi udara di Jakarta dinyatakan menjadi yang tertinggi dibandingkan kota-kota lain di dunia, penduduk kota Jakarta memakai masker ke manapun, terutama di luar ruangan.
Tujuan penggunaan masker ini adalah untuk menyaring berbagai partikel berbahaya yang ada di udara.
Dalam beberapa minggu belakangan ini, masyarakat di Kalimantan dan Sumatra juga dianjurkan untuk menggunakan masker, nih, teman-teman.
Anjuran atau imbauan untuk memakai masker bagi warga Kalimantan dan Sumatra ini disebabkan karena asap tebal yang ada di dua wilayah ini.
Baca Juga: Ada yang Alergi Ponsel Sampai Alergi Pancake, Inilah Alergi-Alergi yang Aneh
Asap tebal itu berasal dari kebakaran hutan dan lahan atau karhutla yang sudah terjadi selama beberapa minggu ini.
Akibatnya, banyak warga yang mengalami ISPA atau Infeksi Saluran Pernapasan Akut karena menghirup udara yang berpolusi.
Namun dalam imbauan pemakaian masker, ternyata masker yang digunakan sebaiknya adalah masker khusus bernama N95.
Masker N95 dikatakan memiliki kemampuan yang lebih baik untuk menyaring partikel berbahaya pada udara dengan polusi tinggi.
Baca Juga: Tingkatkan Digitalisasi, Ratusan Desa di Jawa Barat Dipasangi Jaringan WiFi
Masker N95 Menyaring Partikel Berbahaya dengan Lebih Baik
Polusi udara akibat kebakaran hutan yang terjadi di Sumatra dan Kalimantan, terutama di Riau serta beberapa wilayah lainnya dianggap sangat berbahaya bagi pernapasan, nih, teman-teman.
Nah, karena partikel dalam asap kebakaran hutan ini lebih berbahaya, maka masker yang biasa digunakan belum memenuhi standar kesehatan.
Pihak Kementerian Kesehatan RI kemudian menyarankan pemakaian masker khusus, yaitu N95 yang lebih baik dalam menyaring partikel berbahaya.
Berdasarkan penjelasan dari Dr. dr. Agus Dwi Susanto yang dikutip dari Kompas.com, ada arti dari nama N95, lo.
N berarti non oil based part partikel atau partikel-partikel yang tidak mengandung minyak.
Sedangkan angka 95 diartikan sebagai kemampuan masker ini untuk menyaring partikel halus sampai dengan 95 persen.
Yap, masker N95 mampu menyaring pertikel halus yang berukuran 0,5 sampai 2,5 mikron yang ada di udara sampai 95 persen, teman-teman.
Baca Juga: Otot Nyeri Setelah Berolahraga? Cari Tahu Cara Mengatasinya, yuk!
Masker N95 biasanya direkomendasikan bagi orang yang beraktifitas di luar ruangan dengan indeks kualitas udara yang buruk atau lebih dari 150.
Selain itu, masker N95 juga biasanya digunakan oleh para tegana medis yang menangani bagian infeksi dan penyakit menular.
Masker Harus Digunakan dengan Benar
Meskipun masker N95 bisa mencegah banyaknya partikel berbahaya yang kita hirup, kalau masker dipakai dengan kurang tepat, maka fungsinya akan berkurang.
Baca Juga: Ada Orang yang Mengantuk Sepanjang Hari, Kenali Penyebabnya, yuk!
Masker N95 yang dipakai dengan tidak tepat nantinya akan memiliki yang kemampuan menyaring partikel udara yang tidak berbeda jauh dengan masker yang biasanya kita gunakan.
Cara penggunaan masker N95 adalah dengan meletakkan masker dari bawah dagu dengan posisi untuk hidung berada di atas.
Setelah itu, pasang tali masker di belakang kepala dan di atas telinga, kemudian tekuk logam yang ada di bagian untuk hidung dengan dua jari, menyesuaikan bentuk hidung.
Kalau masker sudah terpasang, kita bisa memeriksa masker bocor atau tidak dengan cara menghembuskan napas kuat-kuat. Jika tekanan udara di dalam masker kuat, maka tidak terjadi kebocoran.
Namun kalau ada udara yang mengalir ke wajah atau mata, ini artinya masih ada bagian masker yang bocor, sehingga letak masker harus dibetulkan.
Baca Juga: Gemar Bernyanyi? Lakukan 4 Cara Ini untuk Menjaga Suara Tetap Sehat
Masker Tidak Bisa Digunakan Berulang Kali
Sama seperti masker yang biasa kita gunakan, penggunaan masker N95 juga ada batas waktunya, nih, teman-teman.
Kita disarankan untuk menggunakan masker N95 maksimal hanya delapan jam saja dalam sehari.
Selain itu, masker ini juga sebaiknya tidak digunakan berulang kali atau lebih dari sekali.
Masker yang digunakan lebih dari sekali sudah menyimpan tumpukan partikel berbahaya yang lebih banyak, teman-teman, sehingga sebaiknya ganti masker yang sudah digunakan setiap hari.
Lihat video ini juga, yuk!
Source | : | Kompas.com,CNN |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR