Bobo.id – Siapa di antara teman-teman yang tinggal di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat?
Apa kamu pernah mengunjungi Pulau Ular di Desa Pai, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima?
Pulau itu banyak dikunjungi wisatawan, teman-teman.
Oh iya, nama pulau itu kan, Pulau Ular, kira-kira apakah di sana ada banyak ular juga?
Penghuni Pulau Ular
Rupanya, penghuni pulau ular justru bukan manusia, teman-teman, melainkan ular laut.
Pulau Ular adalah batu karang yang memiliki luas sekitar 800 meter persegi. Batu karang itu berjarak sekitar 500 meter dari bibir pantai di Desa Pai.
Nah, batu karang itu merupakan habitat bagi ratusan, bahkan ribuan ular laut. Karena itulah warga sekitar menamainya Pulau Ular!
Ular laut yang tinggal di Pulau Ular ini adalah spesies ular laut Laticauda colubrina, teman-teman.
Oh iya, ada kisah legenda yang beredar di kalangan masyarakat Desa Kai ini, nih. Seperti apa kisahnya, ya?
Baca Juga: Cari Tahu Tentang Se'i, yuk! Daging Asap Khas Nusa Tenggara Timur
Kisah Pulau Ular
Masyarakat mempercayai bahwa ular laut yang ada di Pulau Ular itu sedang menumpang istirahat sebelum ke laut lagi untuk mencari makan.
Ada juga legenda yang dipercayai oleh masyarakat, yaitu Pulau Ular disebut berasal dari sebuah kapal Portugis yang terbalik.
Konon, ular-ular laut itu merupakan jelmaan awak kapal yang terperangkap di kapal yang terbalik.
Kisah ini dipercaya banyak orang karena ular laut yang ada di Pulau Ular itu jinak jika dipegang dan tidak menggigit, padahal mereka hewan liar, teman-teman.
Masyarakat percaya bahwa ular itu jinak karena mereka adalah jelmaan manusia.
Awalnya masyarakat sekitar takut mengunjungi pulau itu, namun pada awal 1990-an ada empat pemuda yang mengunjungi pulau itu.
Mereka pun terkejut karena ular laut di sana tidak menggigit ketika dipegang.
Kisah-kisah ini biasanya diceritakan nelayan saat pengunjung pulau menyeberang dari tepi pantai Desa Pai.
Para nelayan juga biasanya akan memegang ular itu lebih dulu dan mempersilakan pengunjung jika ingin memegangnya.
Baca Juga: Bagaimana Ular Laut Bertahan Hidup di Tengah Air Laut yang Asin?
Ular-Ular yang Jinak
Saat pengunjung mencoba menyentuh ular yang dibawa oleh nelayan itu, biasanya ular itu tetap bersikap tenang, teman-teman.
Bahkan, ada nelayan yang menuturkan bahwa tidak pernah ada kejadian ular yang mengigit. Mungkin karena hewan ini sudah terbiasa dengan manusia, ya?
Tapi mesipun jinak, ular alut dari Pulau Ular tidak boleh dibawa keluar dari habitatnya, teman-teman.
Ini adalah salah satu aturan yang harus dipatuhi oleh pengunjung Pulau Ular.
Wah, jika kamu berkunjung ke Bima dan mampir ke Pulau Ular, apa kamu berani memegang ular ini juga?
Baca Juga: Ular Mendesis Sambil Mengeluarkan Lidahnya, dari Mana Asal Suaranya?
Yuk, lihat video ini juga!
Source | : | Kompas.com,Bobo.id |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR