Bobo.id - Di Korea Selatan, ada banyak tempat wisata bersejarah, termasuk juga di Seoul.
Tempat-tempat bersejarah itu ada yang berupa museum, gerbang istana, bahkan juga istana itu sendiri.
Ada lima istana yang sudah berdiri sejak zaman Dinasti Joseon, yaitu Gyeongbokgung, Changdeokgung, Changgyeonggung, Deoksugung, dan Gyeonghuigung.
Baca Juga: Catat Tanggalnya, Oktober Ini Kita Bisa Mengamati 2 Hujan Meteor, lo!
Semua istana ini menjadi tempat tinggal raja dan keluarga kerajaan pada saat itu.
Dari kelima istana ini, Gyeongbokgung adalah istana yang paling terkenal dan menjadi istana terbesar pada zaman Dinasti Joseon.
Sampai sekarang, Gyeongbokgung masih tetap menjadi istana yang paling terkenal karena berada di jalur utama Kota Seoul.
Kita cari tahu sejarah Gyeongbokgung yang ada di Kota Seoul ini, yuk!
Baca Juga: Tidak Hanya Ada di Singapura, Ini Dia 5 Fakta Unik Patung Merlion
Arti Nama Gyeongbokgung
Dalam bahasa Korea, istana disebut sebagai goong atau gung. Jadi, Gyeongbokgung sendiri berarti Istana Gyeongbok.
Sedangkan nama Gyeongbok sendiri memiliki arti "sangat diberkati surga". Jadi, Gyeongbokgung sendiri berarti istana yang sangat diberkati surga.
Gyeongbokgung berada di bagian utara Kota Seoul. Maka itu, istana ini juga disebut sebagai The Northen Palace atau Istana Utara.
Baca Juga: 3 Mitos tentang Mengatasi Sembelit yang Masih Sering Dipercaya
Menjadi Istana Utama pada Dinasti Joseon
Dulu, saat Korea masih berbentuk kerajaan atau dinasti, istana ini menjadi tempat tinggal keluarga kerajaan.
Bangunan ini didirikan pada 1394 atas perintah Raja Taejo yang juga merupakan pendiri Dinasti Joseon.
Setelah selesai dibangun, istana ini menjadi istana utama pada pemerintahan Dinasti Joseon.
Gyeongbokgung terus dibangun dan diperluas saat Raja Taejong berkuasa dan dilanjutkan dengan Raja Sejong.
Baca Juga: Ada Banyak Rasi Bintang di Langit, Bisakah Kita Membuat Rasi Bintang Sendiri?
Pada 1553, istana ini sempat terbakar dan membuat sebagian besar bangunannya hancur.
Akibatnya, raja dan keluarga kerajaan harus pindah ke istana lain untuk menyelamatkan diri.
Setelah keadaan sudah mereda, Raja Myeongjong memerintahkan supaya istana itu direnovasi.
Baca Juga: Baru Ditemukan 3 Ekor di Dunia, Ini Dia Tikus Ompong Asal Sulawesi
Berkali-kali Hancur dan Direnovasi
Sayangnya, istana ini hancur lagi saat Jepang menyerbu Korea pada 1592 hingga 1598.
Berkali-kali Gyeongbokgung direnovasi, berkali-kali pula istana ini dibakar oleh penjajah Jepang.
Hingga akhirnya istana ini benar-benar dibakar habis dan membuat keluarga kerajaan pindah ke Changdeokgung.
Gyeongbokgung menjadi istana terbengkalai selama tiga abad sebelum akhirnya pada 1865, istana ini direnovasi dan dibangun kembali.
Baca Juga: Sama seperti Manusia, Ternyata Ikan Juga Bisa Merasakan Sakit, lo!
Raja Gojong memerintahkan seluruh bangunan istana direnovasi sebagai lambang bahwa raja masih tetap berkuasa di Korea.
Raja dan keluarga kerajaan kemudian pindah ke Gyeongbokgung setelah selesai direnovasi, tepatnya pada 1868.
Tidak Lagi Menjadi Tempat Tinggal Raja
Pada 1895, istri dari Raja Gojong dibunuh oleh seorang utusan dari Jepang.
Baca Juga: Penggemar Serial Shimajiro? Kunjungi Shimajiro Playpark di Bekasi Ini
Sejak saat itu, raja dan keluarganya pindah tempat tinggal dan tidak pernah mendiami Gyeongbokgung lagi.
Hal ini membuat Gyeongbokgung menjadi istana yang tidak berpenghuni, seperti beberapa puluh tahun sebelumnya.
Setelah itu, Jepang menjajah dan menguasai Korea. Penguasa Jepang membongkar sebagian besar bangunan istana ini.
Pada 2000an, Gyeongbokgung kemudian direnovasi lagi. Sejak 2009, Gyeongbokgung menjadi salah satu daya tarik wisatawan yang berkunjung ke Seoul.
Baca Juga: Apa yang Terjadi Kalau Gunung di Bumi Tidak Ada Lagi, ya? #AkuBacaAkuTahu
Lihat video ini juga, yuk!
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Cirana Merisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR