Suatu hari saudagar itu berniat membongkar taman bunga itu. Sebab sudah sangat tak terawat. Elena sedih karena kenangan ibunya akan hilang begitu saja. Tapi ia tak bisa berbuat apa-apa. Maka sore itu, Elena pergi ke taman bunga. Ia duduk di sana, menikmati hari-hari terakhirnya bermain di situ.
Elena mendesah panjang dan mulai berbicara sendiri, "Ah, aku akan sedih sekali bila taman bunga ini dibongkar. Tapi aku harus bagaimana?"
"Apa? Dibongkar?" Elena tersentak kaget mendengar suara nyaring itu. Entah darimana asalnya. Elena menoleh ke kiri dan ke kanan. Tapi tak tampak siapapun.
Baca Juga: Wah, Lemon dari Italia Ini Ukurannya Bisa Mencapai Sebesar Kepala Orang Dewasa
"Siapa yang berbicara tadi?" tanya Elena bingung. Elena memandangi bungabunga di dekatnya. Tak mungkin bunga-bunga itu berbicara. Tiba-tiba tampak bayangan melesat di antara bunga-bunga. Elena segera menyibak beberapa . tangkai bunga. "Ah!" pekik Elena kaget.
"Ah!" Makhluk kecil di balik setangkai bunga melati itu juga memekik kaget.
Elena memandangi makhluk aneh itu dengan takjub. Makhluk itu seperti anak kecil berukuran sebesar jari telunjuk. Wajahnya bulat, telinganya lancip, matanya hijau. Topinya berbentuk daun. Baru kali ini Elena melihat makhluk itu.
"Siapa kamu?" tanya Elena yang masih terkejut.
"Siapa kamu?" Makhluk kerdil itu balik bertanya.
Baca Juga: Kenapa Olahraga Sepak Bola di Amerika Disebut Soccer, Bukan Football? #AkuBacaAkuTahu
Bertemu Karakter Favorit di Doraemon Jolly Town MARGOCITY, Apa Saja Keseruannya?
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR