Tapi, saat dikirimkan kembali, cangkir tehnya justru jadi tidak cantik lagi rupanya, karena disatukan menggunakan staples logam.
Kemudian Ashikaga Yoshimitsu meminta para juru seninya memperbaiki cangkir the itu kembali. Mereka menemukan metode yang tidak menyembunyikan bekas pecahan, namun menciptakan cangkir teh yang cantik.
Kintsugi sendiri termasuk dalam konsep Zen Buddha ‘Wabi Sabi’, yaitu melihat dan merayakan hal sederhana, sudah tua, dan mungkin tidak sempurna.
Konsep kintsugi dalam wabi sabi mengajarkan manusia untuk menghargai hal yang rusak. Ini sama seperti ketika kita berusaha namun belum berhasil, teman-teman, sebaiknya kita tetap menghargai usaha yang sudah kita lakukan itu.
Wah, benar-benar seni yang punya makna mendalam, ya, teman-teman!
Baca Juga: Sushi California Roll Bukan Dibuat di California Ataupun Jepang, lo!
Yuk, lihat video ini juga!
Source | : | The School of Life,Lifegate |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR