Bobo.id - Setiap saat, kita pasti bernapas. Bernapas sendiri merupakan kegiatan yang kadang tidak kita sadari.
Yap, kita sering kali tidak menyadari bahwa kita bernapas karena kegiatan ini sudah otomatis dilakukan oleh tubuh kita.
Saat kita bernapas, kita menghirup oksigen dan membuang karbon dioksida dari tubuh kita.
Baca Juga: Benarkah Pakaian Berwarna Hitam Akan Lebih Cepat Kering saat Dijemur?
Selain manusia, hewan dan tumbuhan juga bernapas, lo. Sama seperti manusia, hewan juga mengambil oksigen dan membuang karbon dioksida saat bernapas.
Sedangkan tumbuhan biasanya mengambil karbon dioksida dan membuang oksigen untuk dihirup oleh manusia dan hewan.
Menurut penelitian, rata-rata manusia hanya bisa menahan napas selama dua menit.
Namun, tahukah teman-teman? Ternyata ada hewan-hewan tertentu yang bisa menahan napas dalam waktu yang lama, lo.
Baca Juga: Benarkah Pakaian Berwarna Hitam Akan Lebih Cepat Kering saat Dijemur?
1. Kura-Kura
Kura-kura berhibernasi selama musim dingin. Dalam keadaan ini, mereka bisa menahan napas dalam waktu yang sangat lama.
Kura-kura dapat menghabiskan sepanjang musim dingin di dasar danau beku sambil hibernasi. Mereka tidak menggunakan paru-paru sama sekali.
Kura-kura merupakan hewan ektoterm atau hewan yang panas tubuhnya berasal dari lingkungan, mereka dapat menyerap panas lingkungan.
Hewan-hewan yang masuk golongan ektoterm, seperti invertebrata, ikan, amfibi, dan reptil, cenderung tetap dapat beraktivitas meski tanpa oksigen dibanding mamalia.
Baca Juga: Keren! Di Namibia, Ada Laut yang Langsung Berbatasan dengan Gurun
2. Penyu
Lain lagi dengan penyu. Hewan yang tinggal di laut ini bisa menahan napas hingga tujuh jam. Hal ini dilakukan ketika mereka tidur.
Penyu tempayan (Caretta caretta) mencari makan di bawah air selama 40 menit dalam sekali jalan.
Namun, jika berada di bawah air, penyu tempayan sebenarnya dapat bertahan dengan sekali napas selama sepuluh jam.
Baca Juga: Dibandingkan dengan Meteor, Mengapa Kita Lebih Jarang Melihat Komet?
3. Paus Paruh Cuvier (Ziphius cavirostris)
Seperti disebutkan di atas, mamalia merupakan hewan endoterm yang menggunakan banyak oksigen untuk beraktivitas dan berburu makanan.
Namun, paus paruh cuvier alias paus paruh angsa adalah pengecualian.
Menurut para ilmuwan, paus paruh cuvier adalah pemegang rekor kelompok endoterm yang mampu menahan napas paling lama.
Baca Juga: Jadi Kotoran di Dalam Hidung, Apa Fungsi Upil dan Dari Mana Asalnya?
Paus berukuran sedang ini juga dijuluki sebagai mamalia penyelam terdalam karena bisa melesat sampai di kedalaman 3.000 meter di bawah permukaan air laut untuk mencari cumi-cumi.
Selama perjalannya mencari mangsa, mereka mampu menahan napas sampai 138 menit.
4. Gajah Laut Utara (Mirounga angustirostris)
Sebelum paus paruh Cuvier memecahkan rekor, gajah laut utara (Mirounga angustirostris) mampu menahan napas sampai 119 menit.
Baca Juga: Sedih, Orang Pertama yang Berjalan di Ruang Angkasa Meninggal Dunia
Gajah laut utara adalah satu dari dua spesies gajah laut, yang satu lagi bernama gajah laut selatan.
Spesies ini merupakan anggota keluarga Phocidae dan masih satu keluarga dengan anjing laut.
Anjing laut gajah mendapatkan nama mereka karena ukuran tubuhnya yang besar dan memiliki belalai untuk membuat suara menderu yang sangat keras.
Baca Juga: Yuk, Cegah Kepunahan Hewan Laut dengan Mengunjungi 'Akuarium Digital'!
5. Paus Kepala Kotak (Physeter macrocephalus)
Paus kepala kotak (Physeter macrocephalus) berada di urutan ketiga dalam kelompok endoterm, yakni bisa menahan napas sampai 90 menit.
Bagi mamalia laut dan akuatik, mereka bisa menahan napas cukup lama karena sistem dalam tubuh mereka mampu memperlambat detak jantung.
Tubuh mereka juga akan mengarahkan darah untuk menjauh dari ekstremitas ke otak, hati, dan otot.
Mamalia laut juga memiliki protein pengikat oksigen pada otot yang memungkinkan mereka menyimpan lebih banyak oksigen dibanding mamalia yang hidup di darat.
Baca Juga: Mengapa Mata Menjadi Bengkak Setelah Menangis? #AkuBacaAkuTahu
(Penulis: Gloria Setyvani Putri)
Lihat video ini juga, yuk!
Kenapa Air Sering Tumpah saat Kita Memindahkannya dari Gelas? Ini Penjelasannya
Penulis | : | Cirana Merisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR