Hal ini karena katak raksasa kongo melakukan mimikri Batesian, yaitu spesies yang tidak berbahaya menghindari predator dengan cara berpura-pura menjadi spesies yang berbahaya atau beracun.
Penyamaran yang dilakukan katak pun dianggap oleh peneliti sebagai bukti bahwa katak raksasa kongo bisa mengelabui predatornya.
Saat ada ular yang mendekatinya, katak raksasa kongo akan mengeluarkan suara seperti ular yang sedang mendesis sebelum melakukan serangan.
Setelah itu, katak akan membungkukkan tubuhnya agar seluruh kakinya tersembunyi di bawah tubuh.
Baca Juga: 4 Jenis Kupu-Kupu Cantik Asal Indonesia Ini Langka dan Terancam Punah
Penyamaran yang dilakukan katak raksasa kongo membuat tubuhnya terlihat sangat mirip dengan kepala ular, lo.
Ular Gaboon Termasuk Ular yang Berbahaya
Penyamaran yang dilakukan katak raksasa kongo ternyata ada sebabnya, nih, teman-teman.
Ular gaboon yang merupakan predator katak raksasa kongo adalah hewan yang berbahaya.
Ular gaboon memiliki taring terpanjang di antara ular lainnya, yaitu mencapai lima sentimeter.
Baca Juga: Pernapasan Hewan Amfibi: Katak Menggunakan 4 Alat Pernapasan
Dengan taringnya yang panjang, maka hal ini akan membuat ular gaboon bisa memberikan beban racun terbesar.
Walaupun racun ular gaboon tidak terlalu mematikan, namun gigitan ular gaboon merupakan gigitan yang paling sakit dibandingkan dengan gigitan ular lainnya.
Tonton video ini juga, yuk!
Source | : | IFL Science |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR