Dengan perlahan Kakek menyodok pantat lembu-lembu itu dengan pangkal cambuk. Tentu menyodoknya dengan cara yang khusus. Tiba-tiba kedua lembu itu berontak. "Ngos!" dengusnya. Tak tahu bagaimana mulanya, orang yang di depan itu mengaduh kesakitan kemudian tergeletak tak sadarkan diri. Pingsan. Sekonyongkonyong gerobak itu mundur. Bandi melihat karung yang sedang diturunkan itu terpelanting hebat, menimpa orang yang sedang menurunkan. Orang itu juga mengaduh kesakitan, lalu pingsan. Cepat-cepat Kakek turun. Dengan tangkas orang-orang itu diikatnya.
Satu per satu, untuk diserahkan kepada yang berwajib nanti. Di atas gerobak tak habis-habisnya Bandi berdoa, "Selamat. Selamat " Dengan cepat pula Kakek sendirian menaikkan tiga karung beras yang telah diturunkan perampok tadi. Tanpa bicara sepatah pun Kakek naik, langsung memegangi tali kemudi. Lembu itu berjalan dengan tenang seperti semula, menarik beban mereka.
Baca Juga: Fitur Mode Gelap Banyak Digunakan, Ternyata Ada Bahaya dari Menggunakan Fitur Ini
Setelah tiba di desa berikutnya, Bandi berkata, "Kek, saya ikut ke kota!"
"Kenapa? Takut?" tanya Kakek.
"Tidak. Saya....saya ingin menemani Kakek." Kakek tersenyum. Lalu, katanya,
"Anak laki-laki tidak boleh penakut. Sudahlah, nontonlah. Itu kan hobimu." Bandi akhirnya menonton wayang.
Namun, selama menonton, tak ada yang menarik hati Bandi. la selalu teringat keberanian Kakek dan kesetiaan kedua lembunya. Meskipun cuma binatang, dengan perintahperintah khusus, mereka dengan setia membela majikannya.
Cerita oleh: Kusyati
Baca Juga: Wah, Tingginya Suhu di Qatar Membuat AC Dipasang di Luar Ruangan
Tonton video ini, yuk!
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR