Bobo.id - Hai teman-teman, pasti sudah tidak sabar menunggu dongeng anak hari ini, ya?
Dongeng anak hari ini berjudul Lembu yang Setia.
Yuk, langsung saja kita baca dongeng anak hari ini!
----------------------------------------
Baca Juga: Dongeng Anak: Peri Kecil yang Rajin
Kakek sibuk memegangi tali kekang, karena gerobak sedang membelok dari jalan kampung ke jalan raya. Tiba-tiba saja Bandi sudah berada di sampingnya.
"Hen, bikin kaget saja," kata Kakek terkejut. Anak itu dijewer ringan. Senyumnya lembut menunjukkan gigi-giginya yang besar. Matanya bulat bening. Makin bersinar karena sekilas bulan sabit menyorotinya.
Baca Juga: Dongeng Anak: Pengalaman Nino Si Kelinci Kecil
"Mau kemana, Bandi?"
"Nonton wayang!"
"Hen, di mana ada wayang?"
"Desa Sukasari!"
"Desa Sukasari? Bukankah Desa Sukasari jauh dari sini?"
Baca Juga: Wah, Villa Hantu di Lombok Utara Ini Banyak Dikunjungi Wisatawan!
"Biar saja, Kek. Sudah hobi!"
"Hobi? Apa itu hobi?"
"Kakek sih, tidak tahu hobi. Hobi artinya kegemaran, Kek."
"Ukh, apa kau berani pulang nanti?"
"Berani saja. Teman-teman sudah berangkat lebih dahulu. Saya tertinggal tadi. Atau, kalau perlu pulang besok pagi."
Baca Juga: Membuat Karya Ilmiah: Robot Orak-arik Gabah Karya Else Windasari
Kakek cuma menggelengkan kepala sambil tersenyum, memamerkan giginya yang tinggal dua. Sementara itu gerobak lembu itu berjalan perlahan-lahan. Kedua lembu itu berjalan dengan tenang, seperti sudah tahu kemana mereka harus pergi.
"Berasnya mau diantar kemana, Kek?"
"Ke kota!"
"Ke kota? Kenapa malam-malam? Berasnya siapa sih?"
"Beras Pak Kades. Akan dikirim ke Pak Girimulyo. Kakek baru punya waktu malam ini."
"Kakek tidak takut dirampok?"
Baca Juga: Pernah Coba Gembili? Umbi Gembili Baik untuk Pasien Diabetes
"Mana ada perampok zaman sekarang. Sekarang sudah aman kan? Tambahan lagi kedua lembu itu selalu setia membantu Kakek." Kakek dan cucunya itu asyik bercakap di sepanjang perjalanan. Seperti dua orang sahabat saja.
Sementara itu gerobak lembu itu telah meninggalkan desa demi desa. Kini harus melalui jalan berdebu, jauh dari desa. Di sebelah kanan dan kiri jalan itu terdapat kebun tebu yang lebat. Jalan itu sangat sepi.
Tiba-tiba saja, seseorang muncul di depan mereka. Katanya, "Pak, aku numpang!" Orang itu bukan mendekati gerobak, melainkan mendekati lembu. Sehingga Kakek terpaksa menghentikannya.
Baca Juga: Takut Disuntik? Yuk, Lakukan 4 Cara Ini untuk Mengatasi Ketakutan
"Boleh saya mengambil sekarung saja, Pak?" ujar laki-laki itu lagi. Bandi menyiku Kakek. Tetapi Kakek tenangtenang saja.
"Minta sekarung? Apa kau sudah tahu isinya?"
"Ah, tentu beras! Sekarang saja aku ambil!"
"Boleh, boleh saja. Silakan. Asal kau tahu saja, beras ini untuk Pak Komandan Girimulyo."
Baca Juga: Suka Mengonsumsi Jamur? Ikuti Cara Menyimpan Jamur di Rumah, yuk!
"Siapa? Komandan Girimulyo?" orang itu nampak ragu-ragu. Nama itu memang terkenal. Para penjahat sangat takut terhadapnya. Tetapi lakilaki bertubuh kekar dan bersuara serak itu berkata: "Ah, tak peduli! Pokoknya akan saya ambil sekarang. Maaf, saya sangat perlu," orang itu kemudian memberi aba-aba kepada temannya.
"Ambil!" serunya. Ia tetap di dekat lembu itu.
Ternyata di belakang sudah ada orang lain. Tentu saja, pikir Bandi. Masak merampok hanya seorang. Bandi melirik ke belakang. Dua karung sudah diturunkan, tetapi agaknya mereka masih akan mengambil lagi. Bandi sangat gemetar. Ia melirik kakeknya. Orang tua itu tenang-tenang saja. Dilihatnya orang yang di depan masih menahan kedua lembu itu.
Baca Juga: Membuat Karya Ilmiah: Alat Cuci Tangan Otomatis Karya Muhammad Akbar
Dengan perlahan Kakek menyodok pantat lembu-lembu itu dengan pangkal cambuk. Tentu menyodoknya dengan cara yang khusus. Tiba-tiba kedua lembu itu berontak. "Ngos!" dengusnya. Tak tahu bagaimana mulanya, orang yang di depan itu mengaduh kesakitan kemudian tergeletak tak sadarkan diri. Pingsan. Sekonyongkonyong gerobak itu mundur. Bandi melihat karung yang sedang diturunkan itu terpelanting hebat, menimpa orang yang sedang menurunkan. Orang itu juga mengaduh kesakitan, lalu pingsan. Cepat-cepat Kakek turun. Dengan tangkas orang-orang itu diikatnya.
Satu per satu, untuk diserahkan kepada yang berwajib nanti. Di atas gerobak tak habis-habisnya Bandi berdoa, "Selamat. Selamat " Dengan cepat pula Kakek sendirian menaikkan tiga karung beras yang telah diturunkan perampok tadi. Tanpa bicara sepatah pun Kakek naik, langsung memegangi tali kemudi. Lembu itu berjalan dengan tenang seperti semula, menarik beban mereka.
Baca Juga: Fitur Mode Gelap Banyak Digunakan, Ternyata Ada Bahaya dari Menggunakan Fitur Ini
Setelah tiba di desa berikutnya, Bandi berkata, "Kek, saya ikut ke kota!"
"Kenapa? Takut?" tanya Kakek.
"Tidak. Saya....saya ingin menemani Kakek." Kakek tersenyum. Lalu, katanya,
"Anak laki-laki tidak boleh penakut. Sudahlah, nontonlah. Itu kan hobimu." Bandi akhirnya menonton wayang.
Namun, selama menonton, tak ada yang menarik hati Bandi. la selalu teringat keberanian Kakek dan kesetiaan kedua lembunya. Meskipun cuma binatang, dengan perintahperintah khusus, mereka dengan setia membela majikannya.
Cerita oleh: Kusyati
Baca Juga: Wah, Tingginya Suhu di Qatar Membuat AC Dipasang di Luar Ruangan
Tonton video ini, yuk!
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR