"Aku akan menghentikan pembangunan di daerah dekat sungai. Jangan-jangan suku berkulit hitam dan berambut keriting yang tinggal di daerah itu adalah musuh kerajaan. Musuh seperti yang dimaksud ayahandaku. Mereka adalah suku asing yang berpurapura menjadi penduduk asli kerajaan," kata Raja Danagung mantap pada permaisurinya. Sang permaisuri hanya diam. Walaupun sebenarnya ia ingin menegur suaminya, agar tidak ceroboh.
Dan, ketika putera pertamanya lahir, Raja sangat kaget. Puteranya itu berkulit hitam dan berambut keriting. Raja langsung memanggil penasihatnya.
Baca Juga: Kecoak Sering Ditemukan Mati dalam Keadaan Tubuh Terbalik, Kenapa?
"Mengapa ini bisa terjadi?" Tanya Raja bingung.
"Ampunkan hamba, Paduka! Hamba jadi teringat pada paman Paduka yang sudah meninggal. Warna kulitnya sama persis dengan putera Paduka ini. Dengan begitu, suku yang tinggal di dekat sungai itu pun masih saudara kita,"jelas penasihat raja yang sudah tua itu.
Raja mengangguk-angguk.
Raja Danagung lalu meminta maaf pada penduduk di sekitar sungai. Pembangunan di daerah itu dilanjutkan. Daerah di sekitar sungai pun menjadi makmur.
Bobo Funfair Digelar di Semarang, Bisa Ketemu Bobo Sekaligus Wisata Kuliner Nusantara
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR