Bobo.id - Hai teman-teman, pasti sudah tidak sabar menunggu cerpen anak hari ini, ya?
Cerpen anak hari ini berjudul Fido, Sahabatku.
Yuk, langsung saja kita baca cerpen anak hari ini!
--------------------------------------------------------------------
Baca Juga: Cerpen Anak: Lili Putih untuk Ibu
“Nanti antarkan aku ke Minimarket, ya, Dri?" ujar Fido ketika mereka sedang beristirahat di kantin.
Andri mengangguk, sekaligus agak curiga. Belakangan ini sahabatnya itu sering sekali ke Minimarket di seberang sekolah. Dan besoknya Fido selalu membawa makanan maupun alat tulis baru.
Baca Juga: Cerpen Anak: Lelaki Tua di Gerbang Sekolah
"Uangmu lagi banyak ya, Do?" pancing Andri.
"Dri, untuk punya barang bagus, tidak perlu punya banyak uang," jawab Fido sambil tersenyum. Andri semakin curiga mendengar ucapan itu. Orang tua Fido memang orang yang mampu. Namun rasanya tidak mungkin juga kalau Fido djijinkan membeli barang-barang dan alat tulis baru Oleh Hadi Pranoto
Baca Juga: Mengapa Es Batu Bisa Mengapung di Atas Minuman dan Tidak Tenggelam?
setiap hari. Andri jadi teringat. Minggu lalu ia juga menemani Fido ke Minimarket, la melihat Fido hanya membayar sebungkus permen di kasir. Namun di luar Minimarket, Fido mengeluarkan sebuah ballpoint yang cukup mahal dari kantong celananya. Sepulang sekolah, Andri menemani Fido ke Minimarket dengan hati berdebar. Akhirnya kembali ia melihat tindakan Fido yang terlarang.
"Lho! Kok kamu masukkan ke baju, Do?" bisik Andri ketika melihat Figo memasukkan penghapus cair ke balik bajunya.
"Ssst... jangan berisik. Aku sudah biasa kok. Tenang saja, penjaga di sini payah," sahut Figo tenang.
Andri tak dapat berbuat apa-apa lagi selain cepat-cepat meninggalkan sahabatnya itu, dan berpindah ke lorong lainnya. Sementara Fido belum puas dengan barang-barang yang sudah diambilnya. Kini matanya tertuju pada krayon pastel di rak atas. Tanpa ia duga, seorang pria yang berpakaian biasa memperhatikannya sejak tadi. Pria itu melirik gerak-gerik Fido dari ujung lorong sambil berpura-pura memilih barang. Fido menengok ke kanan dan ke kiri. Ketika dirasanya aman, segera ia memasukkan krayon pastel itu ke balik bajunya.
Baca Juga: Mana yang Lebih Baik, Toilet dengan Keadaan Basah atau Kering?
"Hmmm.... lagi-lagi berhasil," Fido bangga atas aksinya ini. Ia lalu mengambil sebungkus makanan ringan yang murah dan membawanya ke kasir. Ini taktik Fido agar petugas Minimarket tidak curiga. Namun rupanya penjaga minimarket itu sudah lama curiga pada Fido. Itu sebabnya pria tadi ditugaskan untuk menyamar seperti pembeli biasa. Sebenarnya ia seorang satpam. Ketika Fido akan membayar, tiba-tiba pria tadi tadi menarik tangannya.
"Eeiiit... sini dulu!" kata pria itu sambil memeriksa kantung celana Fido. Di situ ditemukan beberapa bungkus permen. Andri melihat itu dari kejauhan, namun ia takut untuk mendekati Fido. Bisa-bisa ia nanti malah ikut ditangkap.
Muka Fido pucat dan badannya gemetaran saking takutnya. Apalagi orang-orang mulai mengerumuni.
"Apa lagi yang kamu ambil?" hardik pria itu.
"Cuma ini, Pak," kata Fido, malu pada orangorang di sekelilingnya.
Baca Juga: 19 November Diperingati sebagai Hari Toilet Sedunia, Ini Asal-usulnya
"Bohong!" pria itu memeriksa badan Fido. Alangkah kagetnya orang-orang di situ ketika bermacam-macam alat tulis berjatuhan dari dalam baju seragam Fido. Betapa malunya Fido.
"Ayo ikut ke kantor!" pria itu memegang tangan Fido. Kali ini Andri tidak bisa lagi diam. la hams tahu sahabatnya itu akan dibawa ke mana.
"Maaf, Pak. Teman saya mau dibawa ke mana?" Andri memberanikan diri.
"Kamu temannya, ya? Ayo ke sini saya periksa!" kata seorang satpam.
“Tidak usah! Anak ini tidak ikut mencuri. Kamu boleh ikut ke dalam," kata pria yang menangkap , Fido. Rupanya ia memperhatikan Andri yang langsung memisahkan diri dari Fido ketika Fido memulai aksinya.
Di dalam ruangan itu Fido ditanyatanya seperti seorang penjahat di kantor Polisi. Istilahnya diinterogasi. Karena Fido masih di bawah umur dan sudah memohon maaf, kasus itu tidak dilaporkan ke Polisi.
"Berapa nomor telepon rumahmu? Orangtuamu harus diberi tahu," tanya pria itu.
Baca Juga: Meski Tinggi Lemak, Ternyata 4 Makanan Ini Baik untuk Kesehatan
"Wah, jangan, Pak. Ayah saya bisa marah besar," Fido mulai menangis sesunggukan. Andri jadi makin tidak tega, akhirnya ia pun ikut bicara.
"Mohon maaf, Pak! Saya rasa teman saya ini tidak akan melakukan perbuatan itu lagi. Jadi Bapak tidak usah memberitahu orang tuanya. Begitu, kan, Do?" Andri mencoba menolong sahabatnya itu.
"Betul, Pak! Saya kapok dan tidak akan mengulangi hal itu,"jawab Fido sambil mengusap matanya yang basah.
"Baiklah kali ini kami maafkan. Tapi kamu harus membuat pernyataan tertulis bahwa kamu tidak berbuat hal itu lagi. Kalau sampai kamu tertangkap lagi, tak akan ada ampun," kata pria itu dan disetujui oleh teman-temannya.
"Baik, Pak! Saya bersedia," ujar Fido, lalu membuat surat pernyataan.
"Dri, kamu janji jangan cerita kejadian ini pada siapa pun ya," kata Fido sekeluarnya dari Minimarket.
Baca Juga: Chef Rupanya Punya Bahasa Sendiri saat Memasak di Dapur! Yuk, Cari Tahu!
“Tapi kamu juga harus berjanji tidak akan melakukan perbuatan itu lagi, Do," jawab Andri serius.
"Aku janji, Dri! Aku tidak akan mengutil barangbarang lagi!" kata Fido.
Mereka lalu pulang ke rumah masing-masing dengan perasaan lega. Sesuai janjinya, Andri tidak pernah menceritakan kejadian di minimarket itu pada siapa pun juga. Namun ia selalu mengawasi tindakan sahabatnya itu.
Cerita oleh: Hadi Pranoto
Tonton video ini, yuk!
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR