Bobo.id – Lemari es atau kulkas bisa membantu kita untuk menyimpan makanan tanpa membuatnya basi atau rusak.
Kulkas memang bisa memperlambat pertumbuhan bakteri seperti salmonella, e colli, dan botulinum pada makanan sehingga makanan tetap segar dan lebih awet.
Namun, ternyata jika kita menggunakannya dengan cara yang salah, justru bisa mengganggu kesehatan.
Baca Juga: Buah Apel dalam Kulkas Tidak Disukai Buah Lainnya, Kenapa Begitu?
Berikut adalah tujuh kesalahan umum penggunaan kulkas yang sebaiknya kita hindari agar makanan tetap aman dikonsumsi seperti dilansir Prevention.
1. Menempatkan Daging Mentah di Rak Paling Atas
Daging mentah seperti sapi dan dada ayam biasanya diletakkan di rak paling tas. Namun, ternyata ini tidak baik, lo, teman-teman.
Sari daging dapat meresap dan menetes ke makanan yang diletakkan di rak bawahnya dan membuat makanan itu tercemar.
Menurut ahli, rak yang berada di susunan paling atas cenderung lebih hangat dibanding rak bawah. Perbedaan suhu ini juga dapat memengaruhi keawetan makanan.
Khusus untuk daging mentah, sebaiknya ditempatkan ke dalam wadah dan disimpan di rak paling bawah atau freezer.
2. Muatan Berlebih
Kulkas di beberapa rumah diisi dengan berbagai macam makanan hingga penuh sesak. Menurut ahli mikrobiologi, kebiasaan menimbun makanan di kulkas seperti ini dapat memicu diare.
Sebab, makanan di dalam kulkas juga butuh sirkulasi dan ruang untuk menjaga makanan tetap segar terhindar dari bakteri.
Jika makanan bertumpuk menjadi satu, kita akan sulit memisahkan mana yang segar dan tidak.
Bila kulkas penuh sesak, dia tidak dapat mengoptimalkan fungsinya untuk membunuh bakteri-bakteri jahat.
Baca Juga: Berapa Lama Daging Mentah Boleh Disimpan di Dalam Kulkas, ya?
3. Mengatur Suhu di "Zona Bahaya"
Kita harus rajin mengecek suhu kulkas. Mikroba berkembang pada suhu di atas 40 derajat Fahrenheit atau sekitar 4 derajat Celsius.
Sebab itu, pastikan suhu kulkas berada di bawah 4 derajat Celcius dan suhu Freezer pada 0 derajat Fahrenheit atau sekitar minus 17 derajat Celcius.
Selain itu, usahakan untuk segera menutup kulkas setelah digunakan agar makanan tetap aman.
4. Menempatkan Buah dan Sayur pada Rak yang Sama
Buah dan sayur tidak bisa tahan selamanya, namun kita bisa melakukan dua hal agar bakteri tidak cepat tumbuh.
Pertama, jangan mencuci buah dan sayur sampai kita akan segera mengonsumsinya karena bakteri suka tempat lembap.
Kedua, pastikan buah dan sayur berada di rak terpisah. Ini karena buah memiliki etilen, gas yang dapat mempercepat pembusukan sayuran.
5. Menyimpan Telur di Rak Bagian Pintu
Perusahaan kulkas sengaja meletakkan rak khusus telur pada bagian telur.
Padahal, menurut para ahli, tempat ini adalah area terburuk bagi telur karena terlalu hangat dan sering terpapar udara luar.
Sebagai gantinya, para ilmuwan menyarankan untuk meletakkan telur di rak bagian belakang, di mana suhu paling dingin.
6. Mengembalikan Susu Sisa ke Wadah Aslinya
Banyak yang mengembalikan susu sisa ke kardusnya. Padahal ini tidak baik, teman-teman. Sebab, susu sisa dapat menyebabkan kerusakan atau keracunan makanan.
Baca Juga: Mengapa Keju Tetap Basi Meski Sudah Disimpan di Kulkas?
Biasakan mengambil susu secukupnya dan letakkan di area belakang kulkas, di tempat paling dingin. Selain itu, jangan biasakan untuk meminum susu, air putih, dan lain sebagainya dari botol asli.
Sebab, kuman dari mulut orang dapat menempel di situ dan ditularkan ke orang lain.
7. Jarang Membersihkan Lemari Es
Membersihkan lemari es memang tidak perlu dilakukan setiap hari, menundanya terlalu lama juga bisa membahayakan.
Baca Juga: Ternyata Buah-Buah Ini Tidak Boleh Disimpan di Kulkas, Apa Saja, ya?
Mikroba tumbuh subur di tutup saus tomat, tutup selai, bekas tumpahan sup, daging berjamur, dan produk basi.
Para ahli merekomendasikan untuk membersihkan kulkas seminggu sekali, terutama di bagian crisper dan tempat menyimpan daging.
Gunakan air panas bersabun atau campuran cuka dan air untuk membersihkan bagian tersebut.
(Penulis: Gloria Setyvani Putri)
Lihat juga video ini, yuk!
Penulis | : | Iveta Rahmalia |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR