Bobo.id - Siapa yang masih ingat tingkatan status konservasi untuk berbagai spesies, termasuk hewan langka?
Sebelumnya, Bobo sudah menuliskan status konservasi hewan langka yang paling tidak terancam, yaitu risiko rendah.
Dalam tingkatan ini risiko rendah ini, kemudian masih dibagi menjadi tiga kategori, yaitu berisiko rendah, spesies bergantung konservasi, dan hampir terancam.
Nah, selain tingkatan risiko rendah, masih ada dua tingkatan status konservasi untuk hewan langka lainnya, yaitu terancam dan punah.
Yuk, cari tahu arti dari masing-masing status konservasi ini!
Baca Juga: Berbahayakah Makan Buah Bekas Gigitan Kelelawar? #AkuBacaAkuTahu
1. Terancam
Spesies, baik itu hewan maupun tumbuhan yang masuk dalam status terancam merupakan populasi makhluk hidup yang berada dalam risiko kepunahan.
Hal ini bisa disebabkan karena jumlahnya yang sedikit, maupun terancam punah karena perubahan kondisi alam atau hewan pemangsa.
Sama seperti status risiko rendah, ada tiga tingkatan kategori dalam status terancam.
Spesies Rentan (Vulnerable atau VU)
Spesies rentan adalah spesies yang akan menjadi terancam, nih, teman-teman.
Namun status rentan ini bisa diatasi jika ada penanganan keselamatan terhadap spesies maupun terjadi perkembang biakan yang baik pada spesies, baik tumbuhan maupun hewan.
Tahukah kamu? Terdapat sekitar 8.565 spesies yang rentan dan masuk dalam daftar merah IUCN, lo.
Salah satu hewan yang termasuk dalam daftar merah ini adalah komodo, yang merupakan hewan endemik Indonesia dan hanya terdapat di Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur.
Baca Juga: Ini 6 Ular Paling Mematikan di Dunia, Ada yang Habitatnya di Indonesia
Spesies Genting (Endangered atau EN)
Di atas kategori spesies rentan, ada kategori spesies genting yang disebut juga sebagai endangered.
Spesies genting artinya adalah organisme, baik tumbuhan maupun hewan yang sangat sulit dicari karena jumlahnya sangat sedikit.
Konsep spesies genting ini bisa terjadi saat jumlah suatu organisme di seluruh dunia jumlahnya kurang dari 10.000.
Namun konsep ini juga bisa dipengaruhi oleh luas wilayah atau area spesies itu.
Baca Juga: Ular Tidak Memiliki Kaki, Bagaimana Caranya Bergerak? #AkuBacaAkuTahu
O iya, spesies genting ini juga disebut sebagai spesies langka, tapi istilah ini kadang tidak memiki batas kriteria atau kategori yang jelas.
Akibatnya, istilah ini biasanya hanya digunakan dalam diskusi ilmiah dan tidak digunakan secara resmi atau ilmiah.
Terancam Kritis (Critically Endangered atau CR)
Istilah terancam kritis atau critically endangered digunakan untuk mengelompokkan spesies yang berisiko tinggi untuk punah di alam liar.
Tahun 2014 lalu, diketahui ada 2.464 spesies hewan dan 2.104 tanaman yang masuk ke dalam kategori ini.
Jumlah ini meningkat tajam jika dibandingkan dengan tahun 1998, lo, yaitu 854 spesies hewan dan 909 tanaman yang masuk ke dalam kategori terancam kritis.
Baca Juga: Di 6 Perairan Indonesia Ini, Kita Bisa Melihat Lumba-Lumba Berenang Bebas!
2. Punah
Status konservasi paling tinggi mengenai spesies, termasuk hewan langka adalah kepunahan.
Terdapat dua kategori kepunahan, yaitu punah di alam liar dan punah.
Punah di Alam Liar (Extinct in the Wild atau EW)
Sesuai namanya, kategori status konservasi spesies langka ini diberikan kepada spesies yang hanya diketahui berada di tempat penangkaran atau di luar habitat alami mereka.
Nah, ketika spesies yang sudah punah di alam liar jumlahnya mencukupi dalam penangkaran akan dilakukan reintroduksi.
Baca Juga: Wah, Kucing Juga Mengubah Ekspresi Wajahnya saat Sedang Kesakitan
Reintroduksi adalah proses pelepasan spesies ke alam liar, dari penangkaran atau relokasi dari area spesies itu bertahan.
Namun reintroduksi kadang sulit dilakukan, karena adanya perbedaan teknik bertahan hidup, yang biasanya diturunkan dari induk ke anaknya, hilang saat masa penangkaran.
Punah (Extinct atau EX)
Punah atau kepunahan dalam istilah biologi adalah hilangya keberadaan sebuah spesies atau sekelompok tingkatan, baik tumbuhan maupun hewan.
Waktu kepunahan sebuah spesies ditandai dengan matinya individu terakhir pada spesies itu.
Namun karena wilayah sebaran sebuah spesies bisa sangat luas, maka kadang sulit untuk menentukan waktu kepunahan sebuah spesies.
Nah, kesulitan ini bisa menghasilkan sebuah fenomena bernama takson Lazarus, yaitu sebuah spesies yang tadinya sudah dianggap punah bisa muncul kembali.
Sebuah spesies akan punah bila mereka tidak bisa bertahan saat ada perubahan pada lingkungannya, atau saat persaingan semakin ketat dengan makhluk hidup lainnya yang lebih kuat.
Baca Juga: Kalajengking Bisa Terluka Karena Racunnya Sendiri, Kenapa Begitu?
Tonton video ini juga, yuk!
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR