Bobo.id - Apa di antara teman-teman ada yang pernah berkunjung ke kota Yogyakarta?
Pasti sahabat Bobo juga ada yang tinggal di Yogyakarta, deh!
Yogyakarta merupakan ibu kota provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kota Yogyakarta juga dikenal dengan sebutan kota Jogja.
Salah satu tempat paling terkenal di Jogja adalah Jalan Malioboro.
Jalan Malioboro selalu ramai dikunjungi oleh turis, baik turis asing maupun turis domestik.
Jalan itu memang dekat dengan Keraton Yogyakarta, pusat kota, dan tempat wisata di kota Jogja.
Tapi teman-teman sudah tahu filosofi di balik nama Jalan Malioboro, belum?
Yuk, cari tahu sama-sama!
Baca Juga: Orang India Suka Menggelengkan Kepala Saat Berbicara, Apa Maknanya?
Makna di Balik Nama Jalan Malioboro
Dalam buku Yogyakarta City of Philosophy yang diterbitkan oleh Dinas Kebudayaan DIY disebutkan bahwa makna etimologi dari "Jalan Malioboro" adalah "Jadilah Wali yang Mengembara".
Maksud dari filosofi ini adalah sebuah gambaran dimana makna ini adalah salah satu tahapan yang harus dilalui oleh manusia di dunia.
Dalam buku itu disebutkan bahwa Maliabara (Malioboro) berasal dari kata Malia yang berarti Jadilah Wali. Sedangkan Bara berasal dari kata Ngumbara (Mengembara). Jadi makna Maliabara secara etimologis adalah Jadilah Wali yang Mengembara.
Rupanya, filosofi di balik nama Malioboro ini berhubungan dengan jalan lain di sana, lo!
Berhubungan dengan Makna Jalan Marga Utama dan Jalan Marga Mulya
Sebelum Jalan Maliboro, dari arah utara ke selatan ada Jalan Marga Utama.
Jalan yang membentang dari arah Tugu Pal Putih ke selatan ini merupakan filosofi tahapan yang harus dilalui oleh manusia di dunia.
Jalan Malioboro merupakan tahapan kedua yang harus dilalui oleh manusia setelah sebelumnya digambarkan dalam Jalan Marga Utama sebagai tahapan awal. Jalan Marga Utama memiliki arti Jalan Keutamaan.
Dalam buku Yogyakarta City of Philosophy, disebutkan bahwa setelah memilih jalan keutamaan (Marga Utama), hendaklah ikuti ajaran wali dan jadilah wali dengan menyebarkan ajaran para wali, sebagaimana pengembara yang berjalan untuk menerangi kehidupan umat manusia.
Wah, maknanya sangat mendalam, ya? Masih ada kelanjutannya, nih, teman-teman!
Baca Juga: Mengapa Ada Tonjolan di Bagian Belakang Blangkon Khas Yogyakarta?
Jalan Malioboro membentang mulai dari perbatasan rel kereta api yang ada di Stasiun Tugu Yogyakarta menuju ke selatan hingga perempatan pecinan Malioboro atau Toko Batik Terang Bulan.
Nah, tahapan manusia di dunia masih dilanjutkan dengan adanya Jalan Marga Mulya yang berada di sisi selatan Jalan Malioboro. Makna dari jalan Marga Mulya ialah Jalan Kemuliaan.
Sehingga kalau diurutkan, ketiga jalan yang membentang dari Tugu Pal Putih ke selatan (Jalan Marga Utama, Jalan Malioboro dan Jalan Marga Mulya) memiliki makna bahwa setelah menemukan keutamaan hidup dan mengajarkan kebaikan menurut ajaran wali maka akan diperoleh jalan kemuliaan.
Bukan itu saja, di ketiga jalan itu ada kesamaannya, yaitu di sana ditanami pohon gayam dan Pohon asam jawa di sepanjang tepi jalan.
Pohon gayam memiliki makna ayom (mengayomi) dan pohon asam memiliki makna nengsemake (menawan).
Baca Juga: Buah Langka Ini Jadi Identitas Daerah Istimewa Yogyakarta, Pernah Tahu?
Penulis: Ricky Nugraha
Yuk, lihat video ini juga!
Source | : | HAI Online |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR