Bobo.id – Pernahkah teman-teman mendengar tentang gout?
Gout juga dikenal dengan sebutan penyakit asam urat.
Ini karena gout merupakan jenis artritis atau peradangan sendi yang disebabkan oleh kadar asam urat yang tinggi.
Meski lebih sering dialami oleh orang dewasa, terutama orang berusia lanjut, anak-anak juga bisa mengalami gout, teman-teman.
Seseorang dengan kondisi gout sebaiknya menjaga asupan makanan supaya kadar asam urat tetap seimbang.
Yuk, kita cari tahu tentang gout ini!
Baca Juga: Pernah Coba Gembili? Umbi Gembili Baik untuk Pasien Diabetes
Gejala Gout atau Asam Urat
Saat seseorang mengalami gout, persendian di bagian tertentu tubuhnya mengelami pembengkakan, peradangan, dan terasa sakit secara tiba-tiba.
Biasanya, rasa sakit itu timbul di jari jempol, namun ada juga yang merasakan sakit di jari tangan, pergelangan tangan, lutut, dan tumit.
Gout terjadi ketika kadar asam urat dalam darah seseorang terlalu tinggi.
Apa itu asam urat, Bo?
Asam urat merupakan zat sisa yang diproduksi tubuh setelah mencerna makanan tertentu.
Asam urat berasal dari pecahan senyawa purina. Senyawa purina adalah senyawa yang memasuki darah ketika tubuh mencerna makanan atau ketika tubuh memecahkan sel secara normal.
Ginjal bertugas menyaring asam urat di dalam darah dan mengeluarkannya dari tubuh melalui cairan urin.
Nah, kandungan asam urat bisa terlalu tinggi apabila tubuh memproduksi terlalu banyak zat itu atau tubuh tidak mengeluarkan zat sisa itu seperti yang seharusnya.
Ketika asam urat dalam darah terlalu tinggi, zat itu bisa mengeras dan menumpuk di persendian. Inilah yang menyebabkan pembengkakan dan peradangan sehingga sendi terasa sakit.
Baca Juga: Penting untuk Menutrisi Tubuh, Inilah Serba-serbi Vitamin A, D, E, K!
Umumnya, gejala gout atau asam urat terjadi di malam hari, selama beberapa hari antara 3 – 10 hari.
Untuk mengetahui kadar asam urat dalam darah, seseorang bisa melakukan pemeriksaan ke dokter di laboratorium, teman-teman.
Selain dipengaruhi oleh keturunan, makanan yang dikonsumsi oleh seseorang yang mengalami gout juga berpengaru, lo.
Makanan Apa yang Sebaiknya Dihindari Seseorang dengan Asam Urat?
Jika seseorang memiliki kondisi gout, ada makanan yang bisa memicu gout terjadi, yaitu makanan yang tinggi kandungan purinanya.
Karena tubuh seseorang dengan gout tidak bisa mengeluarkan kelebihan asam urat dengan baik, makanan dengan kandungan purina yang tinggi bisa berisiko menyebakan serangan gout.
Makanan yang disebut tinggi purina adalah makanan dengan kandungan 200 miligram purina dalam setiap 100 gram penyajian.
Selain itu, makanan yang tinggi kandungan gula fruktosa seperti minuman dengan gula tambahan juga bisa menyebabkan serangan gout meskipun tidak tinggi purina.
Beberapa contoh makanan tinggi purina antara lain:
1. Daging organ dalam seperti hati, ginjal, otak,
2. Daging burung, daging sapi muda, dan daging rusa,
3. Ikan herring, trout, makarel, tuna, sarden, teri, dan ikan haddock,
4. Hidangan laut seperti kepiting, udang, kerang, dan telur ikan,
Baca Juga: Kenapa Kepiting dan Udang Berubah Warna Menjadi Merah Saat Dimasak?
5. Minuman manis seperti jus buah kemasan dan soda,
6. Gula tambahan seperti madu, nektar, dan sirup jagung.
7. dan ragi seperti nutritional yeast (kaldu jamur).
Makanan olahan karbohidrat seperti roti tawar, cake dan kue juga sebaiknya dihidari karena nutrisinya rendah sehingga bisa meningkatkan kadar asam urat.
Makanan di atas tetap bisa dikonsumsi oleh orang yang tidak memiliki gout, kok. Namun tetap jangan berlebihan, ya.
Oh iya, jika ingin mengonsumsi daging atau ikan, seseorang dengan gout lebih aman mengonsumsi bagian daging dan bukan organ dalam, kemudian bisa mengonsumsi ikan salmon yang rendah kandungan purinanya.
Beberapa makanan yang aman dikonsumsi seseorang dengan gout adalah makanan rendah purina seperti; buah-buahan dan sayuran,biji-bijian dan kacang-kacangan, produk olahan susu, telur, kopi dan teh, serta minyak tumbuhan seperti minyak zaitun, minyak canola, dan minyak kelapa.
Baca Juga: Antara Roti Gandum dan Roti Tawar Putih, Mana yang Lebih Baik untuk Tubuh, ya?
Yuk, lihat video ini juga!
Source | : | Healthline,Kids Health |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR