Bobo.id - Hai teman-teman, pasti sudah tidak sabar menunggu cerpen anak hari ini, ya?
Cerpen anak hari ini berjudul Kambing Hitam.
Yuk, langsung saja kita baca cerpen anak hari ini!
--------------------------------------------------------------------
Baca Juga: Cerpen Anak: Bayangan dan Kenyataan
Pak Abdul dan Pak Rojali bertetangga dan bersahabat. Halaman rumah mereka yang luas, bersebelahan. Dibatasi pagar bambu jarang dan ditandai pohon jarak di perbatasan sebelah depan rumah mereka. Kedua orang ini terkenal baik hati, dan suka menolong masyarakat desa.
Suatu pagi, saat Pak Abdul akan berangkat ke sawah, ia melihat pagar pembatas rumahnya bergeser masuk setengah meter. Itu artinya halaman rumahnya jadi lebih sempit, sedangkan halaman rumah Pak Rojali jadi lebih lebar. Pohon jarak pun sudah berada di halaman rumah Pak Rojali.
Baca Juga: Cerpen Anak: Diuji Dengan Mimpi
“Aneh! Berarti semalam ada orang yang memindahkannya!” pikir Pak Abdul. Mulamula ia menduga Pak Rojali yang membuat ulah. Tapi rasanya tak mungkin. Karena Pak Rojali adalah sahabat yang baik.
Pak Abdul meletakkan cangkulnya, dan berkunjung ke rumah Pak Rojali.
“Aku mau ke sawah, tapi ada kejadian aneh. Coba lihat pagar pembatas halaman kita!” ujar Pak Abdul.
Baca Juga: Baby Yoda yang Mencuri Perhatian Sebenarnya Berumur 50 Tahun! Lihat Fakta Serunya
Saat menyaksikan pagar pembatas halaman sudah pindah, Pak Rojali menggeleng-gelengkan kepala.
“Waaah, betul-betul aneh, ya, Pak Abdul! Bukan aku yang melakukannya. Pasti ada orang yang iseng. Begini saja, hari ini akan kupindahkan pagar itu ke tempat semula!” kata Pak Rojali.
“Ah, aku tahu Pak Rojali tidak bersalah. Begini saja, kita akan bekerja berdua sore nanti sepulangku dari sawah!” kata Pak Abdul.
Maka sore hari itu Pak Abdul dan Pak Rojali memindahkan pagar sampai ke tempat semula.
Esok harinya, Pak Rojali yang heran. Kini pagar pembatas itu sudah bergeser lagi. Kali ini halaman rumah Pak Rojali yang jadi sempit. Sebab pagar itu bergeser masuk setengah meter ke halaman rumahnya. Pohon jarak pembatas kini berada di halaman rumah Pak Abdul.
“Pasti ada orang yang mau memecah persahabatan kita!” kata Pak Abdul.
“Begini saja, Pak. Nanti sore kita pindahkan pagar pembatas itu. Dan malamnya kita intai siapa orang usil yang memindahkan pagar pembatas halaman!” usul Pak Rojali.
Baca Juga: Wah, Makanan dan Minuman Ini Harus Dihindari oleh Penderita Masalah Ginjal
Pak Abdul setuju dan mereka melaksanakan rencananya.
Malam hari, Pak Abdul dan Pak Rojali mengintai dari ruang tamu rumah Pak Rojali. Untuk mengisi waktu, mereka bermain catur. Jam 12 malam lewat lima menit, terdengar langkah-langkah kaki orang.
Tiga orang berpakaian hitam mulai mencabuti pagar. Yang seorang memberi aba-aba dengan gerak tangan. Ketika diamati lebih jelas, Pak Abdul dan Pak Rojali sangat terkejut. Sebab pemberi aba-aba itu ternyata Pak Hasan, orang kaya yang disegani di desa.
Pak Abdul dan Pak Rojali membuka pintu. Ketiga orang yang sedang bekerja itu terkejut dan lari. Namun, Pak Hasan tenang-tenang saja. Ia malah tegak berdiri, menengok ke sekeliling seolah-olah sedang mencari sesuatu.
“Salamat malam, Pak Hasan. Larut malam begini, kok, masih ada di jalan!” tegur Pak Abdul.
“Selamat malam, Pak Rojali, Pak Abdul, Bapak-bapak juga belum tidur?” Pak Hasan balik bertanya.
Baca Juga: Tips Membuat Password Supaya Aman dari Hacker, Pernah Coba?
“Kami asyik main catur. Tapi kami mendengar suara, Eh, rupanya ada tiga orang yang sedang memindahkan pagar batas rumah kami!” jelas Pak Rojali.
“Aku sedang berkeliling mencari kambing hitamku yang hilang. Setiba di sini, kulihat ada tiga orang di halaman kalian. Rupanya mereka takut kepergok olehku dan lari. Tepat pada saat itu kalian juga keluar rumah!” kata Pak Hasan.
Dalam hati, Pak Abdul dan Pak Rojali merasa geli. Karena mereka sudah tahu bahwa Pak Hasan-lah yang memimpin ketiga orang itu. Namun, mereka tidak mau bertengkar.
“Mari, Pak, masuk ke rumah. Minum the dulu atau mau ikut main catur?” Pak Rojali menawarkan.
“Terima kasih! Aku sudah capek mencari kambing hitamku yang hilang. Aku mau pulang istirahat. Biarlah besok kucari lagi!” pamit Pak Hasan. Pak Abdul dan Pak Rojali saling pandang dan tersenyum penuh arti.
Mereka kemudian berunding dan sepakat untuk melakukan sesuatu. Esok harinya Pak Abdul dan Pak Rojali membeli seekor kambing hitam dan menuntunnya ke rumah Pak Hasan.
“Pak Hasan, ketiga orang semalam itu sangat merepotkan kami. Hampir tiga kali mereka memindahkan pagar batas halaman kami. Untung Pak Hasan memergokinya. Karena Pak Hasan kehilangan kambing, kami mau memberikan kambing hitam ini untuk Pak Hasan,” kata Abdul.
Baca Juga: Yuk, Coba 6 Aplikasi Video Editor Gratis untuk Mengedit Video Jadi Lebih Menarik!
Pak Hasan terkejut, “Oh, terima kasih! Tapi… aku tak pantas menerimanya. Sebenarnya… akulah yang menyuruh orang memindahkan pagar batas halaman kalian. Kalian berdua begitu rukun dan baik hati, sehingga aku iri. Maafkan aku,” Pak Hasan tertunduk malu penuh rasa bersalah.
Suasana hening sejenak. Kemudian Pak Abdul berkata, “Pak Hasan, kami memaaafkan Bapak. Kami juga bersalah sehingga membuat Bapak iri. Mulai sekarang, kami akan mengajak Pak Hasan dalam segala kegiatan di desa ini.” “Ya, kita bertiga bisa berbuat lebih banyak untuk membantu rakyat desa,” kata Pak Rojali. Mereka bertiga saling bersalaman. Kambing hitam itu akhirnya disembelih, dijadikan sate dan dibagi-bagikan kepada para penduduk desa.
Cerita oleh: Widya Suwarna
Tonton video ini, yuk!
Bertemu Karakter Favorit di Doraemon Jolly Town MARGOCITY, Apa Saja Keseruannya?
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR