Esok harinya, Mimi membawa notes kecil dan menuliskan nama-nama kawan sekelasnya yang 37 orang itu. Lalu, ia menanyai mereka satu persatu. Pekerjaan itu tidak sulit. Ia melakukannya sebelum bel masuk berbunyi, waktu istirahat pertama dan kedua.
Namun, hasilnya mengecewakan Mimi. Ternyata, tak seorang pun kawan sekelasnya suka makan kaki ayam.
Sekarang Mimi mulai ragu-ragu. Jangan-jangan ia yang aneh karena suka makan kaki ayam. Apakah sebaiknya mulai sekarang ia tidak makan kaki ayam lagi? Tetapi, bisakah ia menghentikan kegemarannya itu?
Baca Juga: Bagaimana Manusia Bisa Mengetahui Makanan Apa yang Dapat Dikonsumsi? #AkuBacaAkuTahu
Masih tengiang-ngiang di telinganya jawaban kawan-kawannya, "Ih, aku sih jijik.
Ayam biasanya mencakar di tempat-tempat sampah, kata Yuli.
"Ha, ha, ha, kamu suka makan kaki ayam? Kamu juga suka buntut dan kepala ayam?" goda Dani.
"Ih, amit-amit seperti tak ada makanan lain saja!" kata Ine.
Sepulang sekolah wajah Mimi murung. la tak mengira kegemarannya itu merupakan kegemaran yang langka. "Sudah pulang, Mi? Itu di panci ada kaki ayam," ujar Ibu.
Mimi menggelengkan kepalanya.
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR