Bobo.id - Setiap beberapa hari atau beberapa minggu sekali, orang tua mungkin akan membersihkan telinga kita, termasuk membersihkan kotoran dari telinga.
Membersihkan telinga merupakan hal yang penting dilakukan, karena hal ini juga berhubungan dengan kesehatan telinga kita.
Telinga adalah bagian tubuh yang merupakan salah satu indra penting, karena kalau telinga kita bermasalah, maka pendengaran akan terganggu.
Nah, ketika telinga dibersihkan, akan ada kotoran yang dikeluarkan dari dalam telinga.
Baca Juga: 3 Penyebab Telinga Terasa Tersumbat, Pernahkah Kamu Mengalaminya?
Meski kotoran telinga penting untuk dikeluarkan, tapi ternyata kita tidak boleh terlalu sering mengeluarkan kotoran telinga, nih, teman-teman.
Sebabnya adalah karena kotoran telinga juga punya fungsi yang penting bagi telinga kita.
Kenapa manusia punya kotoran telinga dan apa fungsi kotoran dalam telinga kita, ya?
Asal dan Pembentuk Kotoran Telinga
Secara alami, telinga manusia akan memproduksi kotoran telinga, yang juga dipengaruhi oleh faktor dan benda dari luar telinga.
Mengutip dari Kompas.com yang melansir dari Harvard Health, kotoran telinga bisa muncul akibat dari percampuran sekresi atau pengeluaran hasil kelenjar dari keringat dan kelenjar sebaceous yang ada di dinding telinga luar.
Sekresi ini bisa terjadi saat kita melakukan beberapa aktivitas, nih, seperti rahang bergerak ketika bicara atau mengunyah.
Ketika rahang bergerak inilah, maka kelenjar atau sel tadi akan mengeluarkan hasil melalui saluran telinga lalu keluar lewat telinga.
Baca Juga: Sendawa Setelah Minum Soda? Ternyata 3 Hal Inilah Penyebabnya!
Sedangkan dari luar tubuh, kotoran telinga juga bisa terbentuk dari campuran keringat, kotoran seperti debu, sabun, maupun benda lain yang masuk ke dalam telinga tanpa sengaja.
Benda-benda ini kemudian bercampur dengan hasil sekresi yang dihasilkan oleh telinga kita dan tersangkut di rambut-rambut halus dalam telinga.
Kotoran Telinga Ternyata Juga Ada Fungsinya
Biasanya, kotoran telinga ini akan kita bersihkan dan keluarkan dari dalam telinga, karena dianggap bisa mengganggu pendengaran.
Namun kalau kotoran telinga terlalu sering dibersihkan, maka efeknya juga bisa mengganggu pendengaran, lo.
Hal ini berhubungan dengan fungsi kotoran pada telinga manusia yang berkaitan dengan pendengaran.
Baca Juga: Punya Gejala yang Mirip, Kondisi Maag dan Asam Lambung Itu Berbeda
Kotoran telinga punya fungsi untuk melindungi telinga manusia.
Fungsi dari kotoran telinga adalah untuk melumasi dan melindungi telinga dari kotoran maupun debu yang berasal dari luar.
Tahukah kamu? Jika manusia tidak memiliki kotoran telinga, hal ini akan membuat telinga terasa selalu gatal, lo.
Tidak hanya itu, kotoran telinga juga melindungi telinga bagian dalam serta otak dari berbagai risiko.
Kotoran Telinga Sebenarnya Tidak Perlu Dibersihkan
Banyak orang yang menganggap, kotoran telinga harus rutin dibersihkan, karena kalau menumpuk bisa mengurangi kemampuan mendengar.
Wah, ternyata anggapan ini salah, teman-teman. Kotoran dalam telinga kita hanya berada di bagian luar saluran telinga saja, sehingga tidak akan menyumbat saluran telinga dalam dan mengganggu pendengaran.
Selain itu, kotoran telinga juga tidak perlu untuk dibersihkan, terutama menggunakan cotton bud.
Penggunaan cotton bud untuk membersihkan telinga justru hanya akan mendorong kotoran telinga masuk lebih dalam ke saluran telinga dalam.
Baca Juga: Berbahayakah Jika Kita Menahan Pipis Lama-Lama? #AkuBacaAkuTahu
Akibatnya, telinga justru akan jadi tersumbat dan menyebabkan gangguan pendengaran.
Tubuh kita, termasuk telinga, punya mekanisme alami untuk membersihkan bagiannya.
Ini sebabnya, tanpa dibersihkan dengan cara dikeluarkan menggunakan alat tertentu, kotoran telinga kita akan keluar dengan sendirinya dan tidak akan mengganggu pendengaran.
Kalau kamu memang merasa kotoran telinga sudah menumpuk dan membuat tidak nyaman, maka lebih baik pergi ke dokter THT untuk dibersihkan.
Tonton video ini juga, yuk!
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR