Asal dan Pembentuk Kotoran Telinga
Secara alami, telinga manusia akan memproduksi kotoran telinga, yang juga dipengaruhi oleh faktor dan benda dari luar telinga.
Mengutip dari Kompas.com yang melansir dari Harvard Health, kotoran telinga bisa muncul akibat dari percampuran sekresi atau pengeluaran hasil kelenjar dari keringat dan kelenjar sebaceous yang ada di dinding telinga luar.
Sekresi ini bisa terjadi saat kita melakukan beberapa aktivitas, nih, seperti rahang bergerak ketika bicara atau mengunyah.
Ketika rahang bergerak inilah, maka kelenjar atau sel tadi akan mengeluarkan hasil melalui saluran telinga lalu keluar lewat telinga.
Baca Juga: Sendawa Setelah Minum Soda? Ternyata 3 Hal Inilah Penyebabnya!
Sedangkan dari luar tubuh, kotoran telinga juga bisa terbentuk dari campuran keringat, kotoran seperti debu, sabun, maupun benda lain yang masuk ke dalam telinga tanpa sengaja.
Benda-benda ini kemudian bercampur dengan hasil sekresi yang dihasilkan oleh telinga kita dan tersangkut di rambut-rambut halus dalam telinga.
Kotoran Telinga Ternyata Juga Ada Fungsinya
Biasanya, kotoran telinga ini akan kita bersihkan dan keluarkan dari dalam telinga, karena dianggap bisa mengganggu pendengaran.
Namun kalau kotoran telinga terlalu sering dibersihkan, maka efeknya juga bisa mengganggu pendengaran, lo.
Hal ini berhubungan dengan fungsi kotoran pada telinga manusia yang berkaitan dengan pendengaran.
Baca Juga: Punya Gejala yang Mirip, Kondisi Maag dan Asam Lambung Itu Berbeda
Kotoran telinga punya fungsi untuk melindungi telinga manusia.
Fungsi dari kotoran telinga adalah untuk melumasi dan melindungi telinga dari kotoran maupun debu yang berasal dari luar.
Tahukah kamu? Jika manusia tidak memiliki kotoran telinga, hal ini akan membuat telinga terasa selalu gatal, lo.
Tidak hanya itu, kotoran telinga juga melindungi telinga bagian dalam serta otak dari berbagai risiko.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR