Bobo.id - Ada spesies tumbuhan maupun tumbuhan yang banyak dan dapat dengan mudah kita temukan, tapi ada juga yang sulit untuk ditemukan.
Spesies yang sulit untuk ditemukan ini kemudian kita sebut sebagai spesies langka.
Nah, hewan yang sudah masuk dalam status langka biasanya akan dibuatkan suaka margasatwa atau penangkaran hewan.
Tujuannya adalah agar populasi hewan langka ini bisa bertambah, baik di penangkaran maupun di alam liar.
Saat jumlahnya sudah bertambah dan dianggap hewan ini sudah mampu bertahan hidup di alam liar, maka nantinya mereka akan dilepasliarkan ke habitatnya.
Baca Juga: Wah, Ternyata Rayap akan Berubah Menjadi Laron Setelah Dewasa!
Sayangnya, meskipun sudah dilakukan upaya konservasi untuk hewan langka, kadang hewan langka tetap lebih rentan mengalami kepunahan.
Hal ini berakibat pada hilangnya jenis hewan tertentu di alam liar maupun di penangkaran.
Namun kenapa hewan langka lebih rentan mengalami kepunahan, ya?
Menurut para peneliti, hewan langka yang lebih rentan mengalami kepunahan ini ternyata disebabkan oleh beberapa faktor.
Yuk, cari tahu faktor apa saja yang menyebabkan hewan langka lebih rentan terhadap kepunahan!
Penyebab Kepunahan Hewan Langka Bukan Hanya karena Diburu
Selama ini, penyebab kepunahan yang paling sering dialami oleh satwa adalah karena adanya perburuan liar yang dilakukan pada hewan itu.
Gajah dan badak adalah beberapa hewan yang sering diburu untuk diambil bagian tubuhnya.
Pemburu banyak memburu gajah untuk diambil gadingnya, sedangkan badak banyak diburu untuk diambil culanya.
Karena tingginya tingkat perburuan pada hewan tertentu inilah, populasi hewan menjadi semakin sedikit.
Baca Juga: Wah, Ternyata Ada Ular yang Bisa Melompat! Ular Jenis Apa , ya?
Kondisi ini akan semakin buruk saat hewan-hewan tadi sudah masuk dalam status langka. Ketika hewan yang sudah langka semakin sering diburu, maka lama kelamaan akan punah.
Selain perburuan liar, kepunahan hewan juga dapat disebabkan oleh faktor lainnya, seperti kelainan genetik.
Terjadinya Perkawinan Sedarah atau Antar Keluarga Hewan
Hewan punya masa atau waktu tertentu untuk mencari pasangan, yang bertujuan untuk menghasilkan keturunan.
Dengan adanya keturunan atau anak hewan yang baru, maka akan menambah populasi hewan.
Baca Juga: Kenapa Ngengat Suka Menggerogoti Pakaian yang Ada di dalam Lemari?
Namun hewan tidak bisa sembarangan memilih pasangannya, nih, teman-teman.
Hewan tidak boleh memilih pasangan yang masih merupakan keluarga sedarah dan melakukan perkawinan.
Biasanya, mendapatkan pasangan yang masih satu keluarga banyak dilakukan karena populasi spesiesnya yang semakin sedikit.
Mendapatkan pasangan yang masih satu keluarga bisa membuat keturunan yang dihasilkan berisiko mengalami kecacatan atau harapan hidupnya singkat.
Hal ini terjadi karena pernikahan dengan yang masih satu keluarga akan membuat anak hewan itu punya komposisi genetik yang mirip atau bahkan sama.
Akibatnya, hal ini akan menurunkan variasi genetik yang dibutuhkan tubuh untuk memperluas fungsi dan kerja sistem kekebalan tubuh.
Baca Juga: Manusia Suka Kentut, Apakah Ikan Juga Kentut? #AkuBacaAkuTahu
Padahal, tubuh manusia akan bergantung pada gen yang membawa informasi agar setiap sel di tubuh tetap sehat.
Biasanya, gen di tubuh punya dua salinan dalam sel dan setiap salinan ini punya variasi yang berbeda, yang disebut juga alel.
Alel pada tubuh bisa mengalami mutasi atau perubahan, yang dapat merusak fungsi dari sel. Kalau salah satu salinan bermutasi tapi yang lainnya tidak, maka gen masih bisa berfungsi.
Nah, kalau hewan mendapatkan pasangan yang masih ada hubungan keluarga, maka dua salinan ini bisa saja mengalami mutasi, yang akan menyebabkan gangguan fungsi gen semakin besar.
Baca Juga: Bolehkah Kucing Diberi Makan Nasi? Ini Penjelasannya
Mutasi Berbahaya yang Terjadi di Tubuh Hewan
Sebelumnya, sudah dijelaskan, nih, kalau mutasi gen yang terjadi karena perkawinan dengan hewan yang masih satu keluarga akan menyebabkan adanya mutasi gen yang bisa memengaruhi usia dan kesehatan hewan.
Selain karena perkawinan dengan keluarga, mutasi berbahaya juga tetap bisa terjadi pada hewan.
Salah satu jenis mutasi yang bisa terjadi secara alami pada hewan adalah kanker.
Kanker menjadi penyakit mematikan yang tidak hanya bisa menyerang manusia, tapi juga bisa dialami oleh hewan.
Bahkan seekor badak sumatera di Malaysia, yaitu Iman, mati karena penyakit kanker dan menyebabkan punahnya badak sumatera di Malaysia.
Mutasi gen bisa terkumpul dan terjadi pada suatu populasi karena seleksi alam tidak berhasil mengeliminasinya.
Baca Juga: Wah, Hampir Semua Spesies Burung Semakin Kecil karena Perubahan Iklim
Seleksi alam yang tidak terjadi pada hewan dengan mutasi gen ini terjadi karena fungsi tubuh tidak langsung terganggu oleh seleksi alam.
Akibatnya, mutasi ini sangat mungkin diturunkan ke generasi atau keturunana berikutnya, nih, yang akan melanjutkan adanya mutasi genetik tadi.
Tonton video ini juga, yuk!
Source | : | The Conversation,National Geographic Indonesia |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR