Bobo.id - Ketika kita demam, hal pertama yang dilakukan oleh orang tua adalah mengukur suhu tubuh.
Alat pengukur suhu tubuh atau termometer yang digunakan untuk mengukur suhu tubuh ini bisa diletakkan di ketiak maupun di mulut.
Dalam beberapa menit, biasanya suhu tubuh kita akan terlihat dan ditunjukkan oleh angka yang ada di termometer.
Suhu tubuh yang ditunjukkan oleh termometer ini ternyata karena adanya air raksa di dalam termometer.
Hmm... Kira-kira mengapa air raksa yang dipilih untuk dimasukkan ke dalam termometer, ya?
Cari tahu juga, yuk, bagaimana cara kerja air raksa dalam termometer untuk mengukur suhu tubuh!
Baca Juga: Sedang Demam? Ini 4 Cara Agar Tidak Kehilangan Selera Makan Saat Demam
Termometer Pengukur Suhu Tubuh Menggunakan Air Raksa
Pada beberapa termometer pengukur suhu tubuh akan terlihat cairan yang bergerak jika termometer digoyangkan.
Cairan ini bukan air, teman-teman, melainkan cairan berupa air raksa yang dimasukkan dalam tabung termometer.
Ada beberapa alasan yang membuat termometer kaca menggunakan air raksa untuk mengukur suhu, nih.
Pertama, air raksa adalah penghantar panas yang baik. Karena faktor inilah, suhu tubuh yang diukur dengan termometer kaca yang diisi air raksa jadi cepat diketahui.
Baca Juga: Benarkah Kentang Goreng Bisa Menyebabkan Kanker?
Selain itu, air raksa juga punya kalor yang lebih rendah dibangdingkan cairian lainnya.
Akibatnya, air raksa bisa dengan cepat mendeteksi perubahan suhu yang terjadi, meski sekecil apapun.
Faktor lainnya adalah, cakupan pengukuran suhu yang bisa dideteksi oleh air raksa cukup besar, yaitu dari suhu -39 derajat Celcius dan titik didih hingga 357 derajat Celcius.
Baca Juga: Curah Hujan Tinggi, Apa yang Harus Dilakukan Sebelum, saat, dan Sesudah Banjir, ya?
Bagaimana Cara Kerja Termometer Air Raksa?
Termometer yang diisi oleh air raksa biasanya terbuat dari tabung kaca yang bagian ujungnya terdapat logam panjang berukuran kecil.
Ketika mengukur suhu tubuh, bagian logam ini akan dimasukkan ke bagian tubuh yang dirasa bersuhu tinggi, seperti ketiak maupun mulut.
Nah, nantinya panas akan diterima oleh logam tadi, yang kemudian dihantarkan ke air raksa.
Air raksa yang menerima perubahan panas tubuh ini nantinya perlahan-lahan akan naik dan menunjukkan perubahan suhu pada tubuh.
Dengan ditambahkannya cairan lain yang berwarna merah, hal ini akan membuat angka yang menunjukkan suhu di termometer lebih mudah terlihat dan dibaca.
Jika termometer sudah tidak digunakan atau tidak terkena suhu panas, nantinya angka di termometer akan menunjukkan suhu stabil yang ada di sekitarnya.
Baca Juga: Mengapa Adik Bayi Suka Tertawa Ketika Tidur? #AkuBacaAkuTahu
Termometer Air Raksa Sudah Mulai Jarang Digunakan
Meskipun termometer air raksa merupakan jenis termometer yang banyak digunakan, saat ini termometer jenis ini sudah jarang digunakan, teman-teman.
Sekarang, berbagai jenis termometer sudah digunakan untuk menggantikan termometer air raksa.
Beberapa contohnya adalah termometer digital yang menggunakan sensor panas elektronik untuk mengukur suhu tubuh.
Ada juga termometer digital untuk telinga yang digunakan dengan cara memasukkan ujungnya ke lubang telinga.
Baca Juga: Rumah Terkena Banjir? Ini 5 Hal yang Bisa Dilakukan supaya Tetap Aman
Termometer jenis ini mengukur suu tubuh dengan menggunakan sinar inframerah di gendang telinga.
Alasan kenapa termometer air raksa sudah jarang digunakan adalah karena faktor keselamatan.
Tabung kaca yang diisi dengan air raksa bisa saja pecah sewaktu-waktu, nih, teman-teman.
Padahal, air raksa termasuk cairan yang berbahaya jika terkena tubuh kita.
Baca Juga: Coba 3 Minuman Khas Indonesia Ini untuk Hangatkan Tubuh di Musim Hujan
Kontak dengan air raksa ke tubuh atau kulit bisa menyebabkan adanya gangguan sistem pencernaan maupun sistem saraf.
Inilah sebabnya saat ini termometer jenis lain dengan sistem digital lebih banyak digunakan karena dianggap lebih aman.
Yuk, banyak membaca agar menambah informasi dan pengetahuan kita!
#AkuBacaAkuTahu
Tonton video ini juga, yuk!
Hati-Hati Kandungan Gula di Minuman Manis, Bagaimana Memilih Minuman yang Tepat?
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR